post image
KOMENTAR
Ketua Kaukus Perempuan Parlemen (DPRD) Kota Medan, Damai Yona Nainggolan mengatakan, pemuda harus bebas dari cengkraman narkoba agar di masa depan Indonesia menjadi negara yang maju.

"Bangsa ini membutuhkan pemuda yang energik, mandiri dan otak yang encer untuk meneruskan kepemimpinan masa depan. Jika masuk dalam cengkraman narkoba, gimana mau jadi pemimpin," kata Yona dalam keterangannya terkait Hari Sumpah Pemuda, kepada MedanBagus.Com, Senin (28/10/2013).

Menurut dia, berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumut, jumlah pemuda yang terlibat kasus narkoba hampir mencapai 50 persen. Kondisi ini, katanya, sangat memprihatinkan.

Maraknya kasus narkoba yang menimpa pemuda harus menjadi pelajaran bagi semua pihak, termasuk pemerintah setempat.

"Keluarga, lingkungan dan pemerintah memiliki andil besar dalam membina dan mengarahkan anak-anak muda ini," imbuhnya.

Yona juga tidak membahtah soal kemungkinan Kota Medan menjadi sasaran pengedar narkoba internasional. Menurut dia, hal itu bisa saja, melihat banyaknya pemuda menjadi tersangka narkoba yang ditangkap di sejumlah lokasi.
"Medan ini adalah kota terbesar ketiga di Indonesia, maka kemungkinan menjadi sasaran pengedar internasional bisa saja terjadi," paparnya.

Lebih jauh politisi Partai Demokrat ini meminta pemerintah lebih peduli terhadap pemuda dan mendukungnya dalam kegiatan-kegiatan kebangsaan agar jauh dari pengaruh buruk narkoba dan terorisme.

"Narkoba adalah salah satu isu utama yang wajib diperhatikan pemerintah dalam kaitan dengan kehidupan kepemudaan. Tak bisa dipungkiri banyak kaum muda Indonesia yang menjadi korban peredaran narkoba," ujarnya.

Anggota DPRD Medan ini pun yakin, kecenderungan pemuda menjadi korban lebih diakibatkan tak terlibatnya mereka dalam kegiatan positif.

"Harus ada pencegahan efektif dan itu harus dilakukan sejak dini melalui kegiatan positif. Tanpa peran pemerintah semua itu tidak bisa berjalan. Seharusnya setiap kegiatan pemerintah mengikutsertakan pemuda. Peranan pemuda pun bisa diisi kegiatan positif yang nantinya akan menekan jumlah korban narkoba dan terorisme," tambahnya.

Di bagian lain, Yona menyayangkan tidak adanya Badan Narkotika Nasional (BNN) di Kota Medan. Padahal, tingginya kasus narkoba di daerah itu menunjukkan pentingnya eksistensi BNN.

"Sebagian besar kasus narkoba terungkap di Medan, maka keberadaan BNN di sini menjadi penting," katanya.

Ketua BNN Sumut, Kombes Pol Rudi Tranggono yang kebetulan bersama Damai Yona juga mengaku kecewa tidak dibentuknya BNN di Kota Medan. Padahal, katanya, Medan adalah Ibukota Sumut yang menjadi barometer.

"Umumnya, kota-kota besar memiliki persentase yang tinggi dalam kasus narkoba," kata dia.

Rudi membenarkan, hampir 50 persen pengguna narkoba adalah rentang usia 20-38 tahun.

"Itu adalah kategori pemuda. Ironis memang. Maka perlu kita perhatikan bersama sembari berupaya menyelamatkan generasi muda dari neokolonialisme (penjajahan gaya baru), yakni menghancurkan pemuda dengan narkoba," paparnya.

Rudi juga berharap, seluruh ormas dan OKP di Medan berperan penting menyosialisasikan dan menyatakan tekadnya untuk menjauhi narkoba.

"Saat ini masih satu, dua OKP. Kalau semuanya sudah sepakat menjauhi narkoba, maka ini adalah antisipasi yang cukup bagus," pungkasnya. [ded]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya