Ketinggian air di Kanal Medan Flood Control (MFC) kawasan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor naik hingga 10 meter lebih Senin (28/10/2013) pagi. Namun sayangnya, tiga pintu kanal sebagai pengatur keluar masuk air menuju Sungai Deli dan Sungai Babura itu tidak berfungsi sama sekali.
"Ada tiga pintu kanal di sini. Tapi kondisinya rusak semua. Mesinnya saja sudah diangkat semua," ujar Khairul Amin, seorang penduduk yang tinggal tak jauh dari kanal tersebut.
Menurutnya, tidak berfungsing pintu kanal tersebut sudah berlangsung lama, namun tak kunjung diperbaiki. "Padahal jika bisa difungsikan, warga yang tinggal di Kelurahan Sei Mati tidak akan menjadi korban banjir terus," imbuhnya.
Pantauan MedanBagus.Com, Senin jam 07.00 WIB, satu unit posko pengendali pintu kanal MFC itu juga tidak ada penghuninya. Ini terbukti saat pintu posko berbentuk rumah berukuran 5 x 7 meter tertutup rapat. Tidak ada yang menyahut saat pintu diketuk. Meski terlihat di dalam rumah, beberapa pakaian dan pelampung tergantung.
" Begitulah bang. Karena pintu kanalnya rusak, jadi gak ada yang bisa dilakukan penjaganya itu. Bertahun-tahun begitu terus," tambah Amin.
Tak jauh dari posko tersebut sebuah plang proyek terpasang. Plang itu dari Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen Sumber Daya Air Satuan kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
Belum diperoleh penjelasan plang proyek dengan nama pekerjaan O &P Medan Flood Control Medan yang dikerjakan CV Marlumba Karya Mandiri dengan anggaran bersumber dari APBD tahun 2013 itu.
Diketahui, proyek kanal banjir MFC merupakan proyek besar pinjaman Japan Bank for International Corporation (JBIC). Proyek senilai Rp 240 miliar pada tahun 2008, dibangun untuk mengurangi banjir yang kerap melanda Medan. Kenyataannya, setiap kali turun hujan lebat titik genangan malah semakin banyak di Medan.
Tak pelak air yang menggenangi daerah itu juga menjadi tontotan warga. Bagi mereka, pemandangan dimana ketinggian air yang mencapai 10 meter tersebut jarang terlihat.
"Biasanya malam hari saja seperti ini. Kali ini pagi hari. Sudah lima tahun saya tinggal di sini, gak pernah lihat begini," ujar seorang pria paruh baya bernama Robertus. [ded]
KOMENTAR ANDA