Anggaran Rapat Kerja DPRD Medan di Hotel Grand Aston Medan (19-20 Oktober 2013) hanya menghabiskan anggaran sekitar Rp200 juta. Anggaran terbesar dalam Raker tersebut cuma untuk sewa kamar hotel para anggota dewan.
"Anggaran digunakan hanya sekitar 50% dari plafon anggaran (Rp484 juta). Tidak sampaipun saya rasa. Sekitar di bawah Rp200 juta-an," jelas Sekretaris DPRD Medan Azwarlin Nasution kepada MedanBagus.Com, Rabu (23/10/2013).
Azwarlin menjelaskan, meskipun sebagian tidak menggunakannya namun, panitia pelaksana tetap membayarkan sewa kamar selama satu hari. Sebab, sudah dipesan. Hanya saja dirinya tidak memaparkan dengan jelas berapa anggaran dikeluarkan untuk sewa kamar. Begitu juga untuk makan minum. "Kurang tahu berapa untuk anggaran itu. Yang jelas biaya untuk sewa kamar dan makan minum itu paling besar," katanya.
Selain itu, biaya sebesar sekitar Rp200 juta digunakan untuk memberikan biaya transportasi atau perjalanan dinas anggota dewan sebesar Rp80 ribu per hari. Uang transportasi juga diberikan kepada pegawai atau panitia pelaksana. Namun, besarannya berbeda dari anggota dewan karena Staf lebih murah. Diapun tidak merinci berpa uang transportasi diberikan untuk staf. Menurutnya, uang transportasi ini sesuai aturan karena dianggap perjalanan dinas dalam kota. Anggaran tersebut juga untuk digunakan pengadaan tas dan ATK.
"Itu sesuai aturan. Kalau uang saku tidak ada. Sebab, dalam kota," tambahnya.
Sementara itu, pengamat hukum Muslim Muis mengatakan, rapat kerja itu adalah menyusun kegiatan atau program kerja ke depan. Apabila hanya sekadar rapat saja tanpa ada yang dihasilkan, maka sama saja membuang anggaran.
"Hasil apa yang dicapai itu yang disampaikan. Makanya, rapat kerja itu evaluai kerja selama ini. Apa sudah dilaksanakan dan tidak dilaksanakan itu yang tidak jelas," papar Muslim.
Muslim menyarankan, apabila rapat kerja tersebut tidak menghasilkan apa-apa, maka rapat tersebut sia-sia. Mantan Wakil Ketua LBH Medan menilai, Raker tersebut terkesan dipaksakan dan menghabiskan anggaran yang telah disusun.
"Anggota DPRD Medan harus sampaikan apa yang dihasilkan dalam rapat tersebut. Jangan hanya tahu mendesak Sekretaris Dewan menyampaikan berapa anggaran digunakan. Sebab, itukan berkaitan. Dana itu habis untuk menggelar kegiatan. Kalau tidak ada hasil maksimal. Anggaran itu dinilai terbuang percuma," lanjut Muslim.
Tambah Muslim, Dewan juga jangan tertutup. Sebab, mereka tidak bisa menutup diri. Hasil raker itu bukan rahasia negara yang harus ditutupi kepada publik. Hasil raker itu harus disampaikan secara jelas dan transparan. "Masyarakat juga harus tahu apa hasilnya. Jangan disimpan untuk mereka sendiri. Jadi, masyarakat harus tahu kerja mereka dan biar mudah diawasi," pungkasnya. [hta]
KOMENTAR ANDA