Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSSII), merencanakan pembangunan Bendungan Lausimeme yang akan rampung pada 2016 mendatang. Pembangunan bendungan ini sebagai solusi jangka panjang untuk pengendalian banjir di Kota Medan.
Bendungan yang posisinya berada di Kecamatan Sibirubiru, Kabupaten Deliserdang tersebut, direncanakan untuk mengatasi persoalan banjir di Medan dan sekitarnya.
Hal tersebut terungkap saat Gubernur sumatera Utara menggelar rapat membahas persoalan banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Sumatera Utara. Rapat tersebut dilaksanakan tadi malam, Minggu (20/10/2013) di rumah dinas gubernur.
Menurut Kadis Pengelolaan Sumber Daya Air Sumut Saleh Idoan Siregar, saat ini pembangunan Bendungan Lausimeme dalam tahapan persiapan seperti pembebasan lahan milik warga dan pembuatan jalan masuk. Nantinya bendungan Lausimeme dapat menampung air hingga 22 juta meter kubik.
Dalam rapat itu juga dibahas rencana normalisasi sungai di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli dan Babura. Normalisasi akan menjadi solusi jangka pendek mengatasi persoalan banjir di Kota Medan.
Menurut Plt Walikota Medan, Dzulmi Eldin, untuk Sungai Deli saat ini pemerintah sedang melakukan normalisasi di kawasan hilir yang dilaksanakan secara multiyears. Sedangkan untuk Sungai Babura, normalisasi direncanakan dilakukan pada tahun 2014.
Normalisasi Sungai Deli yang kini dalam tahap pekerjaan, menurut Eldin, walaupun mengalami kendala persoalan pembebasan lahan, namun harus terus dijalankan.
"Ini yang harus kita pikirkan jalan keluarnya, karena sesuai dengan undang-undang, jelas tidak diperbolehkan mendirikan bangunan di sempadan sungai. Tapi kalau kita paksakan (melakukan pengosongan sempadan sungai dari pemukiman) nanti kita dianggap melanggar HAM," ujar Eldin dalam rapat mengatasi banjir di Sumut.
Sementara itu, untuk Sungai Babura tahun ini penyusunan DED (Detail Engineering Design (DED) diperkirakan selesai, sehingga program normalisasi sungai tersebut bisa diusulkan untuk dilaksanakan tahun 2014.
Akan tetapi, menurut perwakilan BWSS II, program normalisasi tersebut sulit terlaksana dengan optimal karena padatnya pemukiman penduduk yang tinggal persis di bantaran sungai.
"Kami sudah survei, hampir tidak ada lokasi untuk menurunkan alat berat, makanya ini sangat sulit," ujar Jinto Lumbanbatu, dari BWSS II.
Begitupun Sekda Kota Medan Syaiful Bahri menilai permasalahan tersebut jangan menghentikan usaha namun harus dicarikan solusinya. "Pasti ada solusi, harus kita upayakan sebisanya," kata Syaiful. [ded]
KOMENTAR ANDA