Rapat kerja DPRD Kota Medan yang diselenggarakan di Hotel Grand Aston Medan, Sabtu-Minggu (19-20/10/2013) dinilai telah melukai hati warga Medan. Pasalnya rapat yang digelar di hotel berbintang tersebut dilaksanakan saat sebagian warganya menjadi korban banjir.
Di sisi lain, Raker itu tidak mengedepankan prinsip penghematan anggaran karena biaya hampir setengah miliar rupiah. Raker degan anggaran Rp 484 juta yang seyogyanya diselenggarakan dua hari satu malam, justru hanya diselenggarakan 9 jam saja.
Informasi yang diperoleh MedanBagus.Com, Minggu (20/10/2013), Rapat Kerja DPRD Medan tersebut ditutup pada Sabtu malam pukul 22.30 WIB setelah anggota DPRD Medan melakukan rapat marathon pembahasan materi Raker dari pukul 14.30 WIB hingga pukul 22.30 WIB.
Bahkan pada pukul 21.30 WIB sejumlah wartawan yang hendak melakukan peliputan ke ruangan rapat tidak diperkenankan masuk. Salah seorang anggota DPRD Medan mengatakan kalau rapat tertutup.
Menyoroti permasalahan ini, Direktur Eksekutif Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Rurita Ningrum menilai raker DPRD Medan yang dilaksanakan di Hotel bintang lima tersebut tidak mencerminkan prinsip penghematan anggaran.
"Kalau memang rakernya bisa selesai pada malam hari mengapa mereka harus menyewa kamar hotel. Jelas, mereka hanya menghabiskan anggaran saja," ungkap Rurita Ningrum.
Rurita mengatakan, tidak sepantasnya dalam raker tersebut anggota DPRD harus menginap di hotel. Jika yang dilakukan untuk kepentingan rakyat mereka seharusnya bisa pulang dan tidur di rumah mengingat pelaksanaan rakernya di laksanakan di Medan.
"Kalau di Medan anggota DPRD kan bisa pulang dan saya yakin raker kali ini banyak juga anggota DPRD yang pulang dan tak menginap di hotel," terangnya.
Rurita juga mengungkapkan, penggunaan Hotel Aston sebagai tempat pelaksanaan Raker perlu dipertanyakan mengingat masih banyak hotel lain yang harganya jauh bisa lebih murah dari hotel tersebut.
"Kalau mau, banyak hotel yang harganya minimal, mau bintang tiga bintang dua juga bisa dapat makan tiga kali," ungkapnya.
Karena itulah, FITRA sendiri sangat menyayangkan dengan pelaksanaan Raker di Hotel berbintang tersebut terlebih di hotel tempat Raker itu ada tempat hiburan malam yang belakangan juga menjadi sorotan.
"Jauh-jauh hari kita juga sudah menyoroti permasalahan ini," katanya.
Karena itulah, dengan tidak mengedepankan prinsip penghematan anggaran, Raker DPRD Medan ini sangat melukai hati masyarakat di Kota Medan.
"Anggaran sebesar itu kan bagi masyarakat sangat besar," pungkasnya. [ded]
KOMENTAR ANDA