Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara sepekan terakhir merupakan siklus tahunan yang semestinya bisa segera diantisipasi.
Banjir yang menggenangi ratusan rumah di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdangbedagai (Serggai) misalnya, terjadi akibat tingginya curah hujan setiap akhir tahun. Selain itu banjir juga disebabkan terjadinya penyempitan dan pendangkalan sungai Rampah.
Akip Lubis SE, tokoh pemuda asal Sergai (foto-red) ketika meninjau lokasi banjir di Dusun 3 Kampung Mandailing, Desa Sei Rampah, Minggu (20/10/2013) sore menilai, banjir tersebut tidak harus terjadi jika pemerintah Provinsi dan daerah bisa melakukan normalisasi sungai.
"Lihatlah bantaran sungai ditanami warga dengan pohon sawit dan pisang, sehingga terjadi penyempitan di sungai," ujarnya.
Akip yang juga Caleg dari Partai PAN dari Dapil 3 mengatakan, pasca banjir yang terjadi bulan November 2012 lalu, dimana Gatot waktu itu sebagai Plt Gubsu datang langsung meninjau lokasi banjir, bahkan bertatap muka dengan pengungsi.
"Waktu itu Gatot berjanji akan melakukan normalisasi sungai Rampah yang kini mulai sempit dan dangkal, tapi sudah hampir setahun Gatot hanya janji," terangnya.
Selaku masyarakat Sergai, dia juga meminta Tengku Erry Nuradi, mantan Bupati Sergai yang kini menjabat Wagubsu, agar segera mengorek sungai Rampah.
"Kalau Sungai Rampah ini dikeruk dan dilebarkan maka air akan deras mengalir kelaut, tapi kalau dibiarkan alamat desa ini akan terus banjir setiap hujan deras," paparnya. [ded]
KOMENTAR ANDA