Air limbah berasal dari pabrik kelapa sawit PT Scofindo Bangun Bandar berada di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdangbedagai telah meresahkan warga Dusun 2, Desa Aras Panjang, Kecamatan Dolok Masihul.
Pantauan wartawan di lokasi, air limbah diduga mengandung zat berbahaya tersebut keluar secara terus menerus dari corong kolam penampungan limbah yang ada di sekitar pabrik kelapa sawit tersebut.
Diduda pihak Scofindo sengaja membuang limbah tersebut, hal itu dilihat adanya pipa keluar dari kolam penampungan kearah paret kebun. Dari paret tersebut air limbah bukan ditampung ke kolam penampungan limbah melainkan terus mengalir kepemukiman warga.
Air berwarna merah kecoklatan diduga mengandung zat berbahaya itu terus menerus mengalir dan mencemari lingkungan, bahkan limbah tersebut mengeluarkan aroma bau busuk membuat warga sekitar maupun yang melintas resah.
Menurut warga sekitar, pihak Scofindo selalu membuang limbahnya dengan skala besar pada saat hujan deras, sehingga pemukiman mereka tergenang air berwarna merah kecoklatan berasal dari limbah pabrik.
Selain mengganggu warga, limbah tersebut juga merugikan warga. Contohnya Irul, warga yang tinggal tepat dipingir paret kebun itu terpaksa memanen ubinya lebih cepat akibat bau busuk limbah pabrik kelapa sawit.
"Terpaksa aku panen cepat ubi kalau gak semua busuk, lihat aja sebagian busuk akibat kena limbah pabrik itu," paparnya Kamis pekan ini.
Menurutnya, setiap hari limbah pabrik sawit itu dibuang melalui paret kebun yang mengalir kepemukiman warga.
"Dari paret itu limbah mengalir dan masuk ketanaman ubi sehingga ubi busuk kena limbah, seharusnya bulan Desember panen, tapi aku takut semuanya busuk," terang Irul.
Sedangkan Herdi Sormin mengatakan, sejak dirinya pindah ke Dusun 2, Desa Aras Panjang, Kecamatan Dolok Masihul, sudah melihat limbah PT Scofindo Bangun Bandar mengalir ke dalam paret kebun terus kepemikiman warga melalui paret kebun.
"Sudah setahun lebih limbah itu mengalir, parahnya kalau hujan limbahnya menggenangi pemukiman warga dan aroma bau busuk membuat warga resah,”paparnya.
Menurut mantan karyawan PTPN itu, warga sudah resah seputar limbah kebun dibuang kepemukiman warga, namun warga tidak berani ribut.
"Gimana kami berani ribut, mau jumpa sulit sehingga tidak bisa menyampaikan keluhan kami," terang Sormin.
Guna mempertanyakan seputar limbah yang mencemari lingkungan dan pemukiman warga, wartawan mencoba mengkonfirmasi pihak kebun PT Scofindo. Namun salahsatu Satpam Kebun mengatakan Manager PT Scofindo Bangun Bandar tidak berada ditempat.
"Bapak Manager tidak ada, dia lagi ke lapangan bersama tamu yang baru datang, jadi besok aja kalau mau jumpa," kilahnya. [ded]
TEKS FOTO: Seorang warga menunjuk air limbah yang keluar dari kolam penampungan PT Scopindo ke pemukiman warga melalui paret kebun. [Putra]
KOMENTAR ANDA