Presiden SBY kembali memperlihatkan ketidakkonsistenannya, atau ketidaksesuain antara laku dan ucap. Kali ini, SBY tidak konsisten dalam hal politik dinasti.
"Bagaimana mungkin SBY melarang politik dinasti, sementara ia dan anaknya, Ibas, memimpin Partai Demokrat. Dalam sejarah Indonesia, baru kali ini ada anak dan bapak jadi ketua sekaligus sekjen partai," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Parahyangan, Asep Warlan Yusuf, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (12/10/2013)
Bahkan, ungkap Asep, tanpa melewati proses kaderisasi, adik Ipar SBY, Pramono Edhie Wibowo, langsung didaulat menjadi anggota Dewan Pembina Demokrat. Hal ini memperkuat pandangan bahwa SBY ingin juga kekuasan terpusat pada keluarganya.
"Bila SBY konsisten tidak mau ada lagi politik dinasti, seharusnya ia juga memerintahkan Ibas untuk mundur atau diganti dengan orang lain," tegas Asep.
Jumat malam (11/10), SBY berharap masyarakat bisa mencegah terjadinya dinasti kekuasaan. Sebab monopoli kekuasaan dapat membawa keburukan. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA