post image
KOMENTAR
Ratusan massa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia, menggelar aksi damai di depan kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Gedung Uniland, Jalan MT Haryono, Senin (7/10/2013).

Aksi mereka tersebut dilakukan guna menolak berlangsungnya Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC yang sedang berlangsung di Nusa Dua, Bali. Menurut mereka, pelaksanaan KTT APEC dinilai hanya menguntungkan luar negeri dan merugikan bangsa Indonesia.

"Menurut Syar'i, Amerika adalah negara kafir karena telah nyata-nyata memerangi bahkan membunuh kaum muslim Iraq. Untuk itu kita menolak kedatangan Presiden Amerika dan agenda jahat AS dalam pelaksanaan APEC," ujar Juru Bicara HTI Sumut, Muhammad Ismail Yusanto dalam orasinya.

Sambil membawa spanduk dan poster, massa juga menggelar aksi teatrikal sebagai bentruk penolakan terhadap KTT APEC. Uniknya, dalam aksi itu, massa juga membawa poster dan spanduk yang berisikan penolakan kedatangan Presiden Amerika Serika Obama, yang sudah jauh hari membatalkan kunjungannya.

"Harusnya Obama diusir dari Indonesia," tulis spanduk itu.

Pengunjuk rasa juga menolak perdagangan bebas ASEAN yang ditandatangani pemerintah Indonesia. Perdagangan bebas menurut pengunjuk rasa hanya membuat ribuan industri nasional terancam gulung tikar karena kalah bersaing dengan produk luar negeri. Perjanjian perdagangan bebas dan liberalisasi investasi yang akan disepakati melalui APEC juga akan memperburuk keadaan ekonomi masyarakat Indonesia.

"Kita meminta umat Islam menjadi garda terdepan dalam perjuangan menegakkan Syariah dan Khilafah. Hanya melalui tegaknya khilafah maka negeri ini akan tersebas dari segala bentuk imprealisme dan bisa mewujudkan kembali islam di negeri ini," ujar Muhammad Ismail Yusanto

Pantauan di lapangan, aksi tersebut tidak mendapat respon dari perwakilan Konjen AS di Medan. Sementara penjagaan tetap dilakukan personil kepolisian sebab menyebabkan kemacetan. [ded]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi