Jekson Sihombing alias Otto, salah seorang tersangka pelaku pembunuh honorer PLN, mengaku terpaksa merampas sepeda motor korbannya untuk menutupi biaya pendidikan dua adik-adiknya yang masih bersekolah di tingkat SD. Pasalnya, kedua orang tuanya telah bercerai.
"Hasil penjualan sepeda motor itu kami bagi rata. Paling dapat Rp250 ribu sampai Rp300 ribu kalau laku terjual.Uang itu untuk biaya sekolah adik bang," kilahnya.
Dia berkilah, selama ini baru empat kali beraksi. Aksi pertama dan kedua dilakukannya di kawasan Ring Road. Ketika itu, dia berhasil menggondol dua unit sepeda motor jenis Suzuki Satria F. Aksi ketiga dilakukannya di kawasan Pasar Merah. Saat itu, dia bersama kawan-kawannya berhasil menguasai sepeda motor jenis Honda Beat. Dan terakhir, merampas sepeda motor korban Heri Sirait.
"Tiga kali kami beraksi, korbannya ketakutan dan meninggalkan sepeda motornya. Namun, saat merampas sepeda motor Heri, dia melawan. Bahkan wajah saya sempat dipukulnya. Karena itu, saya langsung menusuk tubuhnya," ujarnya saat ditanya alasan membunuh korban.
Sebelumnya, Heri F Sirait, honorer PLN, tewas setelah dirampok dan dibunuh kawanan perampok yang berjumlah 6 orang di Jalan Dame Medan, Jumat (27/9/2013) lalu. Setelah dibunuh, pelaku merampas sepedamotor Honda Supra X 125 BK 4775 ADD milik korban.
Karena sempat melakukan perlawanan, pelaku yang tak lain adalah Jekson Sihombing, langsung menghujamkan pisau ke dada kiri korban hingga tersungkur dan tewas akibat kehabisan darah dalam perjalan ke RS.
Dalam kasus ini, polisi sudah menahan tiga tersangka sedangkan tiga lainnya masih diburon. Dari keterangan, Jekson Sihombing alias Otto, diketahui bahwa dia beraksi bersama lima temannya, yakni Fakhari Nauval alias Noval, Agus Mulya Waruwu dan tiga tersangka lainnya yang masih diburu masing-masing W, K, dan G. [ded]
KOMENTAR ANDA