Kisah dua bocah malang ini cukup memprihatinkan. Ketidakmampuan orangtuanya, memaksa mereka memakan apa saja. Beginilah kelamnya potret kemiskinan dari sebuah desa di Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara.
Adalah Jumiati bocah berusia 13 tahun, warga Dusun 1, Desa Pematang Guntung, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai. Tubuhnya yang kecil layak anak berusia 7 tahun disebabkan kekurangan gizi.
Untuk mengisi kekosongan perutnya, diam-diam Jumiati suka makan pasir, tanah dan cacing. Demikian pula adiknya, Yanto (8) yang kerap memakan serbuk kayu lapuk.
Para tetangga sebenarnya merasa prihatin melihat perkembangan anak bungsu dari Tumini (49) yang sudah berusia 13 tahun itu. Karena tubuh Jumiati terlihat kurus dan perutnya buncit seperti menderita gizi buruk.
"Anak ini sering makan pasir, kalau ibunya tidak di rumah dia main pasir lalu dimakannya, bahkan ketemu cacing juga dimana," ujar Jubaidah (32) warga sekitar, Rabu (2/10/2013) sore tadi.
"Awalnya kami terkejut, tapi sekarang sudah biasa bagi kami," sambungnya.
Sementara ibu bocah malang tersebut, Tumini mengakui kalau anak bungsunya suka makan pasir, tanah dan cacing. Hal itu terjadi ketika dirinya terus bekerja untuk mencari makan sementara Jumiati tinggal bersama kakaknya di rumah.
"Kami miskin sehingga aku harus banting tulang, mungkin kurang mendapat perhatian sehingga jadi kebiasaannya, sudah 10 tahun dia makan pasir," ujar Tumini sambil meneteskan airmata.
Tumini juga mengakui anaknya sering mengeluarkan pasir dan tanah saat buang air sehingga kadang mengeluh kesakitan. "Aku mau membawa dia berobat tapi aku gak punya uang, untuk makan aja susah," terang ibu anak 8 itu.
Sementara itu dr Geby menerangkan, Jumiati menderita kekurangan gizi, selain itu juga menderita penyakit FTT dengan istilah umumnya gagal pertumbuhan.
"Bisa saja pasir yang dimakannya berpengaruh pada pertumbuhannya untuk itu kita akan rawat semoga Jumiati dapat berkembang seperti anak normal lainnya," papar gadis tinggal di Tembung itu. [ded]
KOMENTAR ANDA