post image
KOMENTAR
Anggota DPRD Kota Medan, Parlaungan Simangunsong ST, meminta PT (Perseroan Terbatas-red) Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serius mengatasi krisis energi listrik yang terjadi di Sumatera Utara akhir-akhir ini. Pasalnya, krisis yang terjadi sudah sangat mengkhawatirkan.

"Kalau PLN dan Pemprovsu serius, ini sebenarnya bisa diatasi," tegas Parlaungan Simangungsong, Rabu (2/10/2013) sore, menjawab kondisi byar pet yang terjadi di Sumut.

Menurut mantan Ketua DPC AKLI Kota Medan ini, berdasarkan UU No. 30 tahun 2009 disebutkan bahwa penyedia energi listrik itu adalah PLN dan pemerintah. "Artinya, kondisi yang terjadi di Sumut saat ini adalah PLN dan Pemprovsu," ungkapnya.

Kepada Gubernur Sumatera Utara, Parlaungan, meminta jangan hanya bicara saja, tetapi harus melakukan action.

"Kita khawatir kondisi ini akan menimbulkan anarkis, karena batas kesabaran masyarakat sudah habis melihat kondisi yang terjadi saat ini. Makanya, Gubsu harus segera bertindak mengatasi kondisi ini," ungkapnya.

Lanjut Parlaungan, ada dua solusi mengatasi krisis energi listrik yang terjadi saat ini. Pertama, katanya, Sumut mempunyai Inalum yang menyediakan energi listrik sebesar 650 megawatt.

"Karena kondisi sekarang sudah SOS, Pemprovsu dan PLN harus minta ke Inalum untuk menyalurkan energi listrik itu, minimal setengahnya. Sehingga kondisinya tidak seperti makan obat (3 x sehari-red) pemadamannya. Dan Inalum harus memberikannya. Kenapa ketika bulan Ramadhan bisa, kok sekarang tidak," sebut politisi Partai Demokrat ini mempertanyakan.

Kedua, sambung Caleg No 1 Partai Demokrat untuk DPRD Medan dari Dapil 1 ini, adanya perjanjian jual beli antara industri dengan PLN setiap industri melakukan pemasangan baru.

Dimana, salah satu klausul perjanjian itu adalah jika mengalami defisit, maka industri harus menghentikan pasokan listrik dari PLN khususnya pada saat beban puncak.

"Ini yang tidak dilakukan oleh PLN. Kalau serius melakukannya, besok sudah bisa berjalan seperti biasa," sebut Parlaungan menyarankan.

Bayangkan, tambah Parlaungan, industri di Sumut memakai energi melebihi 100 MW. "Justru kita curiga, jangan-jangan industri itu memakai punya PLN, karena jika memakai pembangkit sendiri mahal harganya," ujarnya.

Diketahui, krisis energi listrik yang terjadi di Sumatera Utara saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, setiap hari terjadi pemadaman listrik sekitar 3 sampai 4 jam. Kondisi ini telah membuat kerugian semua pihak, karena pemadaman itu 3 sampai 4 kali sehari. [ded]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa