MBC. Beberapa nama besar ternyata tidak cukup dipercaya untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres mendatang. Bahkan, di antara nama besar itu adalah Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Hingga berita ini diturunkan, hanya 2,6 persen publik yang menilai Megawati pantas mendampingi Jokowi. Selain Megawati, tokoh PDI Perjuangan lain juga dinilai kurang pantas mendampingi Gubernur DKI Jakarta itu. Misalnya, Pramono Anung (1,2 persen) dan Puan Maharani (1,7 persen).
Di luar PDI Perjuangan, tokoh-tokoh yang dinilai tidak layak mendampingi Jokowi adalah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (1,1 persen), mantan Panglima TNI Djoko Santoso (1,1 persen), mantan Menko Polkam Djoko Suyanto (0,3 persen), pengusaha media Hari Tanoesoedibjo (1,2 persen), politisi Demokrat Pramono Edhie Wibowo (1,9 persen), dan Ketua Umum Hanura Wiranto (0,6 persen).
Tokoh-tokoh yang berada di bawah tiga persen ini tergusur di putaran pertama poling yang digelar Rakyat Merdeka Online.
Poling "Mencari Pendamping Jokowi" ini digelar untuk mencari gambaran sikap publik, khususnya pembaca Rakyat Merdeka Online sejak awal bulan September ini. Pada putaran kedua ini semua tokoh di papan bawah terpaksa dieliminasi.
Walau tidak menggunakan metode ilmiah tertentu yang biasa digunakan dalam survei politik, namun poling ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan kekuatan mesin politik dan dukungan yang dimiliki seorang tokoh.
Saat ini, dunia maya dan media sosial telah menjadi bagian penting dalam praktik politik di tanah air. Sejumlah hal dilakukan di dunia maya untuk memperlihatkan bahwa seseorang tokoh memiliki kualitas tertentu.
Di saat yang sama, kalaupun tidak bisa digunakan untuk mengukur kekuatan ril, paling tidak, peta di dunia maya ini bisa dipakai untuk membaca kekuatan dan komitmen tim pendukung yang bermain di dunia maya. Dan komitmen tim pendukung ini merupakan salah satu kunci penting yang harus dimiliki dalam kompetisi politik mutakhir. [ded]
KOMENTAR ANDA