Tikungan obang-abing berada di Dusun 1, Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Sergai tempat terjadinya kecelakaan maut menewaskan 6 penumpang bus PO Pinem BK 7772 LC dan 21 luka-luka terkenal dengan julukan tikungan angker.
Sudah banyak nyawa melayang akibat kecelakaan ditikungan maut tersebut, terutama sebelum dibangunnya tugu dengan gambar tengkorak dan tulang yang dibangun Kapoldasu Drs H Sunarto pada tanggal 17 November 1988 lalu.
Setelah dibangunnya tugu tepat di sekitar tikungan, kemudian di atas tugu tersebut diletakkan sebuah mobil sedang yang kondisinya ringsek. Tujuan dibangunnya tugu tersebut mengingatkan pengendara yang melintas daerah tersebut rawan kecelakaan.
Walau sudah diberi tanda berupa tugu maut di sekitar tikungan obang-abing, namun para pengendara melintas seakan tidak memperdulikan peringatan tersebut, sehingga setiap tahunnya terjadi kecelakaan maut disekitar tikungan tersebut.
Sebelumnya, bus PO Pinem terbalik ditikungan tersebut dengan menewaskan 6 penumpang dan 21 luka-luka. Sementara pada Selasa (11/12/2012) lalu sekitar jam 15.00 WIB, bus Sentosa BK 7136 DO dikemudikan Yus Rizal Siregar (26) warga Jalan Siantar Martoba, Pematang Siantar menyeruduk rumah di sekitar tikungan maut itu.
Atas kejadian itu Mamin (44) warga sekitar tewas ditempat dengan kondisi mengenaskan setelah tubuhnya terseret 10 di bawah bus Sentosa. Sementara Sukandi (44) dan Mahesa (3), keduanya warga sekitar menderita luka patah di bagian tubuh dan kepala.
Menurut warga sekitar, kecelakaan bus Sentosa hampir sama dengan yang dialami Bus Pinem. Kedua bus ketika akan memasuki tikungan kelihatan hilang keseimbangan lalu kedua bus terbang ditikungan dan langsung menuju rumah warga.
Dihuni Wanita dan Anak-anak
Angkernya tikungan obang-abing menyisakan berbagai cerita berbau mistik dan hampir tidak masuk akal, mulai dari pengendara sedang melintas malam hari melihat anak-anak bermain di sekitar tikungan, seorang wanita sering terlihat dan juga adanya suara tangisan anak-anak.
Menurut beberapa warga sekitar, sebelum dibangunnya tugu tersebut, sering kali terjadi kecelakaan maut disekitar tikungan obang-abing tersebut, namun sebagian besar yang tewas pria sementara wanita jarang tewas maupun luka bila terjadi tabrakan disekitar tikungan tersebut.
Hal itu disebabkan penghuni tikungan maut tersebut adalah seorang wanita yang selalu melintas antara pohon bangga, tikungan, bahkan kadang terlihat duduk tepat ditikungan tersebut.
"Dari dulu tikungan obang-abing ini terkenal angker, karena selalu orang mati bila kecelakaan di tikungan tersebut, kebanyakan laka tunggal, mereka terjatuh dan tewas, ada yang jatuh lalu ditabrak truk," ujar Hairuddn (51) warga sekitar.
Dikatakan tukang ojek selalu mangkal di sekitar tikungan, sebelum dibangun tugu, setiap ada yang mendengar suara tangisan anak, maka tidak berapa lama akan ada yang mati tabrakan di tikungan itu.
"Kabarnya tikungan ini dihuni wanita dan anak-anak, karena banyak sopir kecelakaan disini melihat anak-anak bermain sehingga mereka mencoba mengelak, ternyata tabrakan," terangnya. [ded]
KOMENTAR ANDA