Brigadir Syahri, petugas yang dilaporkan ditembak bandar narkoba di Aceh beberapa waktu lalu hingga kini masih terbaring di salah satu rumahsakit di Medan. Namun biaya perawatannya disebut-sebut tembus Rp150 juta.
Pihak keluarga mengaku kebingungan karena belum ada kepastian dari Polda Aceh mengenai pembayaran tagihan itu.
"Bantuan sudah ada dari Polres Langsa, tapi itu katanya dana pribadi, bukan dinas," kata istri Brigadir Syahri, Deby Lestari (29), Minggu (29/9/2013).
Berdasarkan rincian yang diterimanya, tagihan itu mencakupi perawatan di Ruang ICU selama dua hari, Ruang HDU delapan hari dan dua hari di Ruang 328.
Sementara itu kakak kandung korban, Hafrizal Rozi yang ditemui di Rumah Sakit mengatakan hingga kini pihak rumah sakit belum bisa memastikan apakah adiknya tersebut bisa disembuhkan total atau tidak, namun pihak rumah sakit menganjurkan agar polisi yang menjadi korban saat menjalankan tugas tersebut harus dirujuk ke luar negeri
''Kalau semakin lama di sini bisa semakin mahal. Kalau sudah ada uangnya, bagusan kami bawa berobat ke luar negeri, karena dokter di sini pun sudah pada menyerah, dan mungkin peralatan medisnya kurang memadai,'' kata Hafrizal Rozi seperti dikutip dari analisadaily.
Keluarga berharap ada tindaklanjut dari kunjungan Karo SDM, Direktur Resnarkoba dan Kabid Dokkes Polda Aceh, beberapa waktu lalu dalam menuntaskan pembayaran tagihan rumah sakit.
Seperti disiarkan sebelumnya, Brigadir Syahri dan rekannya, Brigadir Faisal yang merupakan anggota Polsek Langsa Kota, Aceh Timur, melakukan penyergapan terhadap tersangka bandar narkoba bernama Wahyuddin yang juga merupakan DPO Polda Sumatera utara.
Kedua petugas ini berhasil memancing targetnya dengan menyamar sebagai pembeli sabu dan melakukan transaksi langsung di salah satu lokasi di Langsa.
Saat transaksi berlangsung, Bripka Faisal menangkap bandar narkoba tersebut, serta mengamankan barang bukti sabu di tangan target. Dan seketika juga, pelaku melawan dan terjadilah baku tembak dengan Bripka Faisal.
Sialnya, pelaku berhasil kabur dan kini masih diburon Polda NAD.[ded]
KOMENTAR ANDA