post image
KOMENTAR
Sebelum ditemukan Dortiah boru Sianipar (90) bersama putri bungsunya Parulian boru Siahaan (49) tewas mengenaskan, Senin (23/9/2013) sekira jm 03.00 wib, warga sempat mendengar suara jerita histeris dari dalam rumah korban di Dusun 2, Desa Batu 13, Kecamatan Dolok Masihul, Serdangbedagai.

Namun warga tidak menduga suara jeritan dari dalam rumah tersebut merupakan suara jeritan salahsatu korban pembunuhan. Pasalnya warga sering mendengar suara bertengkar dari dalam rumah tersebut sehingga warga hanya cuek.

"Saya pikir ibu dan anak itu bertengkar, karena kami dah biasa mendengar ada suara bertengkar dari dalam rumah itu," ujar Marbun, tetangga korban.

Menurut Marbun, saat mendengar suara jeritan histeri dirinya berada di dalam rumah. "Saya pikir hanya bertengkar biasa sehingga saya tidak terlalu perduli,”terangnya pada wartawan.

Bukan hanya Marbun mendengar suara bertengkar dari dalam rumah, beberapa warga juga sering mendengar suara gaduh dari dalam rumah janda anak 4 itu, sehingga bagi warga hal seperti itu sudah biasa mereka dengar.

"Kalau dibilang ada musuhnya mereka selalu di rumah aja, paling kalau pagi ke ladang dan malam memang sering ada suara ribut pertengkaran anak dan ibu sehingga kami gak tau kenapa keduanya dibunuh," paparnya.

Sedangkan D Simanjuntak mengatakan, dirinya tidak begitu mengetahui seputar kehidupan kedua korban, namun dirinya mendapat kabar cucu korban akan pesta kawin pada saat korban ditemukan tewas.

"Hari ini cucunya di Huta Nauli mau pesta, sehingga kami pikir korban pergi sehingga rumahnya tertutup," paparnya.

Stres
Parulian boru Siahaan sendiri merupakan anak bungsu dari Dortiah boru Sianipar. Sejak gadis, Parulian tinggal di Jakarta bersama saudaranya, namun 10 tahun lalu Parulian pulang ke kampung halamannya.

Sejak pulang dari Jakarta, Parulian stes seperti kehilangan akal sehingga Parulian tinggal bersama ibunya di rumah tersebut. Selama tinggal di kampung, Parulian bersama ibunya bertani.

Bagi warga, Parulian merupakan wanita yang ramah dan penolong, setiap warga memerlukan uang selalu meminjam kepadanya tanpa batas pembayaran, apabila sudah ada baru uang dipinjam dikembalikan warga.

"Kalau sore Parulian selalu keliling kampung baik sepeda kalau sudah malam dia sama mamaknya di rumah aja, memang sering ribut maklumlah mamaknya kalau manggil teriak," papar Nesti Boru Sitorus (41) tetangga korban.

Menurut Nesti, Parulian kerap membantu warga yang membutuhkan uang, sehingga warga lagi tubuh uang langsung datang kerumahnya,”Pokoknya kalau ada warga butuh uang pasti pinjam sama dia," ujarnya.

Seputar kematian kedua korban, Nesti tidak bisa memprediksi apakah motifnya pembunuhan atau balas dendam. "Memang mereka baru jual padi dan ibu, bisa saja mereka dibunuh untuk mengambil uangnya, tapi untuk yang lain saya tidak tau," papar Nesti di lokasi. [ded]

Polsek Hamparan Perak Tangkap Remaja Diduga Geng Motor

Sebelumnya

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal