MBC. Krisis listrik di Sumatera Utara (Sumut) diprediksi dapat memicu inflasi di daerah ini. Pemadaman listrik yang dilakukan PLN akan berdampak pada terganggunya pertumbuhan industri-industri. Bahkan, industri yang saat ini menggunakan listrik PLN terancam dihentikan.
Hal itu dikatakan pengamat ekonomi Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan, Robby Aswin, Minggu (22/9/2013) menyikapi pemadaman listrik secara bergilir yang mencakup hampir 70 persen wilayah Sumut, termasuk KOta Medan.
Menurutnya, pemadaman listrik secara bergilir selama 3-4 jam setiap hari yang dilakukan PLN selain mengganggu kehidupan masyarakat, juga berdampak buruk terhadap aktivitas usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayah ini, sehingga omzet mereka turun drastis.
''Pemadaman listrik membuat masyarakat enggan keluar rumah karena suasana gelap dan omset berbagai usaha mereka merosot, bahkan biaya operasional meningkat akibat penggunaan genset untuk menerangi lokasi usaha pedagang itu,''jelasnya.
Dikemukakannya, krisis listrik di Sumut ini juga mengancam enggannya investor berinvestasi di daerah ini akibat buruknya kualitas pasokan listrik.
''Inilah masalah fundamentalnya. Buruknya pelayanan pasokan listrik ke industri-industri akan membuat biaya produksi meningkat dari harga komoditas. Di sinilah karakteristik inflasi daerah yang lebih dominan,'' sebut Wakil Bendahara DPW BM PAN Sumut itu.
Menurutnya seperti dikutip dari analisadaily, penyediaan listrik di Sumut selama ini sebenarnya cukup rawan. Ini terlihat dari cadangan listrik yang tipis, yakni kurang dari 35 persen beban puncak. Akibatnya, jika ada pusat listrik atau jaringan yang terganggu, dipastikan akan ada pemadaman dalam skala yang luas.
''Untuk itu, guna memenuhi pasokan listrik seharusnya Pemprovsu dan PLN mulai memanfaatkan energi terbarukan,'' katanya.[ded]
KOMENTAR ANDA