Motif ulos ternyata tidak hanya dapat digunakan untuk pakaian saja, namun dapat juga digunakan untuk tambahan motif pada mobil.
Operational Manager Blue Bird Medan, Sarwanto Adhi Soerwarno mengatakan, pemilihan corak ulos untuk taksi Blue Bird bandara KNIA semata-mata agar konsumen dapat taksi khusus ke Bandara.
"Hal itu kita lakukan sesuai dengan keputusan Gubernur, tadinya mau mengganti warna tapi tidak mungkin karena ciri khas Blue Bird adalah warna biru sesuai dengan namanya," ungkapnya kepada MedanBagus.Com, Minggu (22/9/2013).
Lanjut Sarwanto, guna memberikan tampilan yang menarik, pihaknya mempercayakan konsep tersebut kepada desiner muda berbakat Torang Sitorus.
"Kita tidak ingin mengambil motif sembarangan untuk taksi kita. Kita ingin Blue Bird di Medan punya ciri khas tersendiri, soalnya baru di Medan yang memiliki ciri khas seperti ulos tersebut," paparnya.
Sarwanto menambahkan, untuk taksi di Bandara KNIA, Blue Bird menyediakan 95 unit taksi. Dan kemungkinan nanti kuotanya akan ditambah. Walau awal keberadaan Blue Bird di Medan sempat ditolak, namun setelah melalukan pendekatan dan memberikan pelayanan terbaik, Blue Bird mampu bertahan dan menjadi salah satu taksi terbaik di Medan.
"Di bisnis transportasi ada beberapa pendekatan yg harus dilakukaan. Seperti dengan cara mendekatkan ke pariwisata atau budaya. Awal di Medan saya sempat kaget, karena tidak ada orang yang menunggu taksi di jalan. Saya ingin Medan seperti kota-kota besar lainnya. Kita ingin Blue Bird jadi trend setter angkutan yang menggunakan argo di Medan," jelasnya.
Saat ini, Blue Bird di Medan sudah memiliki kurang lebih 400 unit taksi. Setiap taksi Blue Bird menggunakan automatic lock, saat taksi jalan maka akan tertutup otomatis.
"Untuk Income in call yang masuk ke Blue Bird perhari ada sekitar 8000 sampai 9000. Namun yang order hanya sekitar 3000an saja per hari," ucapnya.[hta]
KOMENTAR ANDA