Karut marut yang terjadi di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) kian sulit diselesaikan. Pasalnya, sikap Pembina UISU cenderung lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok dari pada keinginan untuk membangun dan membesarkan terguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut.
Demikian dikatakan Jonizar SH, alumni Fakultas Hukum (FH) UISU kepada wartawan, Sabtu (20/9).
Menurut dia, dalam pemilihan Ketua Umum Yayasan UISU syarat akan konspirasi busuk yang berpotensi menghancurkan UISU.
“Saya menilai pemilihan Ketua Umum Yayasan UISU yang tertunda beberapa minggu terahir ini sebagai pertanda UISU sedang di ujung 'tanduk'. Jika Pembina salah pilih Ketua Umum Yayasan UISU, maka UISU akan terjun bebas ke 'jurang kehancuran',” ujarnya.
Semua pihak, kata Jonizar, harus memberikan kontribusi pemikiran agar Pembina UISU cepat sadar dan mengedepankan akal sehat.
Dia melanjutkan, Yayasan UISU yang berbadan hukum wakaf tersebut, minimal harus dipimpin oleh seorang yang memiliki pendidikan paling rendah S1, dan berkarakter islami tercermin dari pola pikir, pola sikap dan pola tindaknya, memiliki kemauan untuk mewujudkan cita-cita didirikannya UISU serta berkemauan untuk menjalankan AD/ART dan Statuta UISU.
"Indikasi ada tangan jahat bisa dilihat dari konflik yang sudah berlangsung kurang lebih tujuh tahun. Mereka memutar sejarah kemajuan menjadi kehancuran cita-cita didirikannya UISU untuk melahirkan intelektual islam menjadi terbelakang. Slogan mereka menyelamatkan UISU, kenyataannya menguasainya," ungkapnya.
Banyak juga orang UISU kata Jonizar, lupa kepada pendiri yayasan UISU. Padahal orang UISU tahu bahwa pendiri yayasan UISU tidak mewariskan UISU kepada orang yang mengedepankan nafsu dan syahwat jabatan dan memperkaya diri dari harta wakaf UISU.
Terkait dengan sikap Pembina memilih Ketum Yayasan UISU, Jonizar mengungkapkan pembina yang diberi amanah, sudah saatnya bertaubat, sebab konfilk yang terjadi tidak terlepas dari sikap Pembina yang cendrung mengedepankan kepentingan pribadi.
“Konflik UISU ini 'buah' dari ketidaktaatan Pembina terhadap AD/ART dan Statuta UISU, ingat ajab Allah,” ungkapnya. [hta]
KOMENTAR ANDA