post image
KOMENTAR
Pusat perlindungan anak dari eksploitasi di media online (CEOP) di Inggris mengungkapkan tren yang mengejutkan mengenai pemaksaan secara online terhadap anak-anak remaja di Inggris.

Dari laporan yang didapat, ratusan anak di Inggris dipaksa terlibat dalam hubungan seks secara online. Akibatnya, beberapa dari mereka membunuh dirinya sendiri.

Dalam dua tahun terakhir, CEOP telah menyelidiki 12 kasus di mana anak-anak dipaksa untuk melakukan tindakan seksual di depan web cam.

"Sebagian besar anak-anak Inggris yang ditargetkan adalah anak laki-laki yang berusia 11 sampai 15 tahun," kata Wakil Kepala Eksekutif CEOP, Andy Baker, sebagaimana dilansir Telegraph, Sabtu (21/9/2013).

CEOP telah menemukan dalam beberapa kasus bahwa anak-anak tidak hanya diperintahkan untuk bertukar gambar atau video seks diri mereka sendiri, tetapi juga dipaksa untuk melakukan tindakan-tindakan lain melalui web cam, termasuk memotong diri.

Anak-anak biasanya dipaksa melakukan tindakan ini setelah pelaku, yang awalnya berpura-pura menjadi seorang anak, mengancam untuk menyebarkan foto atau chatting telanjang mereka dengan teman maupun pihak keluarga, kecuali mereka mau menuruti apa yang diperintah pelaku.

Setelah anak mengirimkan gambar, pelaku mulai memeras mereka, baik berupa gambar tidak senonoh, bahkan pemerasan uang tunai.

Kasus ini juga telah mendapatkan perhatian khusus dari pihak kepolisian Inggris. Menurut data dari kepolisian Inggris dan luar negeri, 424 anak telah menjadi korban dan dipaksa tunduk kepada pemaksaan seksual secara online, 184 diantaranya adalah remaja Inggris. [rmol/hta]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas