MBC. Pemerintahan Bashar Assad mulai mengirimkan data dan informasi terkait senjata kimia yang mereka miliki ke Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang berkantor di Hague, Belanda.
Langkah ini mengikuti hasil pertemuan Rusia dan Amerika Serikat di Jenewa, Swis, pekan waktu lalu.
Tiga negara pemilik hak veto di PBB, Inggris, Amerika Serikat dan Prancis, menuding Suriah menggunakan senjata kimia dalam serangan di Ghouta. Namun Presiden Bashar Assad membantah tudingan itu dan mengatakan bahwa pihak oposisi lah yang menggunakannya.
Dalam pertemuan di Jenewa, Rusia dan dan Amerika Serikat sepakat memberikan kesempatan kepada Suriah mengirimkan data dan informasi terkait program senjata kimia yang mereka miliki kepada pemantau intenasional dalam waktu satu minggu.
Adalah Rusia yang membawa Amerika Serikat ke meja perundingan. Tadinya, Amerika Serikat berencana melancarkan serangan terbatas untuk menghancurkan fasilitas militer Suriah.
Jurubicara OPCW, Michael Luhan seperti disiarkan Rakyat Merdeka Online mengatakan laporan yang telah dikirimkan Suriah adalah semacam deklarasi awal. OPCW, katanya, sedang mempelajari isi laporan itu. Menurut CNN ia menolak menjelaskan detil yang dicantumkan Suriah.
"(Laporan) ini cukup panjang dan sedang diterjemahkan," kata Luhan. [ded]
KOMENTAR ANDA