MBC. Masyarakat diminta untuk lebih waspada. Pasalnya hingga kini sejumlah aksi perampokan yang terjadi di Kota Medan baru-baru ini tak satu pun yang sudah terungkap. Karena polisi tak mampu, dikhawatirkan para pelaku makin keranjingan untuk merampok.
Sejumlah peristiwa perampokan yang dicatat MedanBagus.Com, mulai dari mesin ATM BCA yang digasak perampok di Swalayan Maju Bersama, Jalan Tritura, Sabtu (20/7/2013), Perampokan ATM BCA di Indomaret Simpang Pos, Jalan AH Nasution,Senin (22/7/2013), Perampokan Toko Mas Suranta, Jalan Pertempuran, Kelurahan Pulo Brayan Kota , Kecamatan Medan Barat, Jumat (13/9/2013) dan tiga toko emas di Jalan Pasar VII, Selasa (17/9/2013) hingga kini belum terungkap dan memperpanjang fakta yang dicatat perampok.
"Inilah yang mendorong perampok masih berani melakukan perampokan, meski polisi menyatakan sedang siaga. Para pelaku sudah bisa membaca bahwa Polresta Medan beserta jajarannya lemah," kata Direktur Icon Watch Jakarta, Razman Arif Nasution kepada MedanBagus.Com, Kamis (19/9/2013) malam.
Dikatakannya, kegagalan jajaran Polresta Medan mengungkap serangkaian perampokan, kemungkinan besar lantaran mereka bekerja tanda berpijak pada data kasus-kasus perampokan yang sudah terjadi.
Padahal, untuk kasus terorisme, polisi bergerak berdasarkan data yang bagus.
Mestinya, kata dia, pengungkapan kasus perampokan lebih gampang dibanding kasus terorisme. "Karena pemain rampok itu tidak banyak," sindirnya.
Dia menganalisis, faktor lain adalah lemahnya intelijen kepolisian. Dengan jumlah pemain perampokan yang sedikit, lanjutnya, mestinya lebih gampang untuk diikuti.
"Sehingga begitu perampok beraksi, maka mudah menangkapnya karena data pemainnya sudah ada," lanjutnya.
Memang, ulas dia, sulitnya penangkapan bisa saja karena para perampok itu kuat dan profesional. Namun, katanya, berdasarkan data yang ada, jelas menunjukkan penyebabnya karena kelemahan polisi sendiri.
''Angka kejahatan makin tinggi dengan level berat. Belum lagi banyaknya kasus perampokan melibatkan genk motor, masyarakat makin was-was dan resah,'' ujarnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane khawatir tanpa rasa aman, masyarakat berpotensi bertindak brutal main hakim sendiri.
Pane mengaku hukum dan penegak hukum dibuat dengan tujuan agar masyarakat nyaman. Namun, sampai saat ini polisi khususnya Polresta Medan belum berhasil menyikat pelakunya. " Kita minta petugas kepolisian agar lebih serius bekerja, demi pulihnya kenyamanan warga Kota Medan yang kini terusik.[ded]
KOMENTAR ANDA