MBC. Untuk memenangkan Pemilu 2014 dan menyelesaikan persoalan yang terjadi selama ini, sudah saatnya Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie proaktif merangkul tokoh-tokoh kuat dan berpengaruh di internal partai itu, seperti dua mantan Ketua Umum, yaitu Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung.
''Pertemuan informal Ical, Akbar, Jusuf Kalla, tentunya dapat mencairkan persoalan yang selama ini terpendam dan berpotensi merusak tujuan Golkar untuk memenangkan Pemilu 2014,'' ujar pengamat politik LIPI Siti Zuhro, sesaat lalu, Kamis (18/9/2013).
Hal itu dikatakan Siti sehubungan semakin meruncing perseteruan Ical-Akbar. Bahkan dari pengamatannya, saat ini muncul ketidakpuasan di kalangan elit Golkar terhadap kepemimpinan Ical di sejumlah daerah.
Tak hanya Siti, Akbar Tandjung mengakui hal itu. Akbar mengatakan sebagai Ketua Umum Partai, manajer organisasi politik besar yang posisi sangat strategis, Ical harus mengambil inisiatif.
"Munculnya pernyataan keras dari Akbar soal pencapresan Ical misalnya, menunjukkan adanya kubu atau poros di dalam internal Golkar," ujar Siti seperti disiarkan Rakyat Merdeka Online.
Perkubuan itu, menurut dia, tak bisa dianggap sepele. Karena itu, harus diminimalisir dengan membangun komunikasi intensif antara Ical dengan antarelite.
Selasa lalu, Akbar Tandjung menggelar acara bincang pagi dengan sejumlah wartawan di kediamannya, kawasan Kebayoran Baru, Selasa (17/9/2013).
Dia mengungkapkan sejumlah persoalan aktual, seperti persiapan pemilu, Konvensi Capres Demokrat, dan perkembangan di Partai Golkar, khususnya soal Ical.
Dalam kesempatan itu, Akbar mengatakan kalau dalam politik, tidak ada harga mati. Tidak ada kata final. Menurut dia, pencapresan Ical pun harus dilihat dalam perspektif dinamika politik. Di sisi lain elektabilitas Ical pun tak mendukung menjadi capres.
“Elektabilitas Ical masih di bawah 10 persen, jauh dari figur-figur capres atau tokoh lain. Dengan rendahnya elektabilitas, sulit untuk menang dalam pilres. Jadi, dinamika politik itu harus terus dicermati,” kata Akbar.
Mengenai batas waktu evaluasi bagi Ical untuk memperbaiki elektabilitasnya, Akbar menyebut antara bulan Oktober-November. Karena sebentar lagi pemilu akan digelar. “Kita lihat saja, bagaimana progres elektabilitas Ical. Saya sendiri akan terus berupaya membesarkan partai agar mampu memenangkan pemilu," katanya.
Jusuf Kalla juga mendukung rencana evaluasi pencapresan Ical. Karena evaluasi perlu dilakukan untuk mencari formula terbaik dalam mendongkrak elektabilitas Ical. Meski begitu, Kalla tak yakin Golkar akan mengusung calon presiden baru mengingat waktu pemilihan umum presiden telah semakin dekat. [ded]
KOMENTAR ANDA