
"Kita memilih tempat ini (Jambur Desa Payung) karena belum tersentuh bantuan dari pemerintah. Biasanya, bantuan yang diberikan-pun hanya yang biasa saja (makanan dan air mineral), sementara untuk keperluan pribadi wanita dan anak-anak selalu muncul belakangan," ungkapnya kepada MedanBagus.Com, Senin (16/9/2013).
Pernyataan Ratna juga senada dengan Jupiter Tarigan, relawan dari GBKP Kecamatan Payung. Jupiter mengaku, bantuan dari pihak Kecamatan maupun Pemkab Karo belum ada diterima warga. Bantuan yang ada saat ini, hampir seluruhnya diberikan masyarakat perorangan maupun organisasi keagamaan.
"Kami sudah buat daftar kebutuhan warga pengungsi. Tapi sampai sekarang belum juga tiba. Kata mereka (Pemkab Karo), dijanjikan datang," paparnya.
Setelah melakukan pendataan, Ratna menjanjikan akan kembali lagi ketempat tersebut dengan membawa sejumlah logistik kebutuhan masyarakat lainnya seperti alat mandi (sabun, odol dan sikat gigi). Sementara itu, 312 jiwa yang mengungsi di Jambur Payung, merupakan warga dari desa Suka Meriah, desa yang masuk dalam radius 3 KM dari mulut kawah. [hta]
KOMENTAR ANDA