Perampokan toko emas yang terjadi di Sumatera Utara dinilai sebagai tindak kriminal murni bukan aksi terorisme.
"Perampokan yang terjadi toko emas Suranta yang terjadi pada Jumat (13/9/2013) dan Toko Mas Singapore di Batubara yang terjadi di tengah keramaian merupakan aksi yang sudah direncanakan dan dikerjakan oleh para profesional. Ini merupakan tindak kriminal murni. Jika teroris merampok toko emas biasanya dilakukan di pinggiran kota dan jauh dari keramaian. Biasanya teroris akan menargetkan hasil sangat besar untuk digunakan kepada aksi teror," ungkap Direktur Eksekutif Polri Watch, H Abdul Salim Karim kepada Medanbagus.com, Senin (16/9/2013).
Terlebih lagi, katanya, selongsong yang ditemukan polisi merupakan selongsong peluru yang diduga kuat berasal dari senjata organik.
"Ini jelas orang perampok yang bekerja merupakan orang yang profesional dan biasanya mendapat senjata tersebut melalui jalur selundupan," ujarnya.
Saat ditanya, keterkaitan dengan perampokan yang terjadi di Bank CIMB Niaga di Jalan Aksara beberapa waktu lalu, dirinya mengakui ada pola yang sama dengan perampokan kali ini.
"Namun perampokan ini tidak ada hubungannya dengan aksi terorisme melainkan murni kriminal. Begitu juga saat disinggung keterkaitan kasus itu dengan kaburnya empat orang narapidana kasus terorisme dari Lapas Tanjung Gusta Medan dan belum berhasil ditangkap. Kalau para napi teroris yang kabur itu saya yakin sudah tidak di Medan lagi. Kalaupun mereka beraksi lagi, biasanya mereka akan beraksi di luar Pulau Sumatera," ujarnya.
Dirinya berharap, pihak kepolisian juga dapat untuk memperketat peredaran dan kepemilikan senjata api.
"Kita mendukung pihak kepolisian untuk memperketat peredaran senjata api. Namun hal ini jangan hanya ditujukan kepada masyarakat aja , tapi juga kepada oknum-oknum dari polisi sendiri yang menjadi penyalur senjata api. Jika benar maka oknum polisi tersebut harus diberikan sanksi tegas," ujarnya. [hta]
KOMENTAR ANDA