Tak terima karena marhaenisme diidentikkan dengan komunisme, Ketua PC PA GMNI (Pengurus Cabang Persatuan Alumni Gerakan mahasiswa nasional Indonesia) Deli Serdang, Oki Teger M Bangun kecewa dengan dengan pernyataan seorang pejabat di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.
Pernyataan itu, menurut Oki, tidak hanya melukai perasaannya selaku kader GMNI tetapi juga masyarakat marhaen di Indonesia secara umumnya. Untuk itu Oki mendesak Kasie Asisten II Bidang Kesra Pemkab Deli Serdang, Fauzi Nasution untuk segera meminta maaf kepada kaum marhaen di Indonesia karena telah menuduh ajaran Bung Karno itu sebagai ajaran dan faham komunis.
"Sangat disesalkan ucapan dan pernyataan itu keluar dari seorang pejabat. Itu (pernyataan) melukai kader GMNI khususnya dan kaum marhaen keseluruhan," ujar dia kepada MedanBagus.Com, Sabtu (14/9/2013).
Peritiwa itu bermula ketika dua simpatisan GMNI, Roni P. Harahap dan Nuraida Lubis pada Kamis (12/9/2013) lalu mendatangi Kasie Asisten II Bidang Kesra Pemkab Deli Serdang terkait pelaksanaan Konfrensi Cabang Persatuan Alumni GMNI Deli Serdang.
Dikatakan Oki, dua utusan yang dikirimnya untuk menanyakan agenda pertemuan dengan Bupati Deli Serdang itu telah mendapat perlakuan yang tak menyenangkan dengan interogasi serta penilaian mengenai ajaran marhaenisme.
Sementara itu, Fauzi Nasution yang dihubungi MedanBagus.Com juga membenarkan adanya pertemuan pada Kamis lalu. Namun dia menampik telah mengeluarkan pernyataan kasar dan menuding bahwa marhaenisme adalah komunisme.
"Saya memang menerima dua tamu. Saya tanyakan kenapa dua tamu ini tidak segera dibantu. Setelah itu saya tanyakan kepada mereka, apakah marhaenisme berasal dari bahasa Indonesia? Dan mereka menjawab marhaenisme adalah ajaran Bung Karno," ujar dia.
Dikatakan Fauzi, dia malah memiliki kepedulian terhadap acara yang akan digagas GMNI itu. "Demi Allah saya tidak mengatakan marhaenisme adalah komunisme" ujar dia. [hta]
KOMENTAR ANDA