Uji tomografi yang dilakukan di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat dilakukan dengan sepengetahuan dan seizin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Dirjen Purbakala dan Badang Pengelola Cagar Budaya (BPCB) yang bertanggung jawab atas situs megalitikum itu.
Namun pemberitaan sejumlah media massa membuat kesan penelitian itu dilakukan tanpa izin alias liar serta bernada fitnah dengan menyebutkan bahwa peneliti meledakkan Gunung Padang.
"Penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri termasuk survei seismik tomografi sudah mengikuti perijinan dan prosedur yang berlaku. Penelitian dilakukan sepengetahuan dan seijin Mendikbud, Dirjen Purbakala dan Badan Pengelola Cagar Budaya (BPCB) yang langsung bertanggung jawab atas Situs Gunung Padang," ujar Erick Rizky dari TTRM yang juga Asisten Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
Selain itu, izin juga diperoleh dari Bupati dan Pemda Cianjur, termasuk Dinas Pariwisata dan Lembaga Kebudayaan Cianjur (LKC). Di lapangan, sosialisasi masyarakat, ijin dari Camat, KADES, RT, tokoh masyarakat serta para pemilik lahan yang dipakai survei juga sudah dilakukan.
Erick kembali menjelaskan bahwa survei seismik tomografi menggunakan perangkat canggih dari beberapa lembaga riset dan didukung tenaga ahli yang sangat profesional dan berpengalaman puluhan tahun di bidangnya.
"Ijin penggunakan ledakan petasan yang non-destruktif untuk seismik tomografi diberikan khusus oleh pihak kepolisian setempat. Sosialisasi kepada masyarakat pun sudah dilakukan dan cukup intensif didatangi ke rumah rumah, terutama pemilik lahan dan RT," kata dia, , Kamis (12/9/2013).
"Ledakan mercon yang digunakan sangat kecil berdiameter 2,5 cm dan dilakukan di atas tanah yang stabil," tambahnya.
Erick pada bagian lain mempertanyakan motivasi dan niat di balik pemberitaan-pemberitaan seperti itu. Mungkin karena tidak paham, mungkin juga, ujarnya, ada agenda terselubung. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA