MBC. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menginteruksikan agar Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Mayjen TNI Leo Siegers, mampu mengeksplorasi gagasan baru terkait perkembangan situasi terkini baik dalam negeri, kawasan regional maupun global.
"Masukan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam menyikapi perkembangan lingkungan strategis sesuai ruang dan waktu," kata Moeldoko saat menjadi Inspektur Upacara pada acara pelaporan korp penyerahan jabatan Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Panglima TNI kepada Mayjen TNI Leo Siegers di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (9/9/2013).
Lebih lanjut Moeldoko menekankan bahwa dalam sumbu stabilitas dan keterbukaan khususnya di Indonesia saat ini telah memasuki sebuah situasi, dimana keterbukaan ekonomi dan politik begitu luas. Sebelum reformasi keterbukaan sangat minim, stabilitas sangat kuat karena sentralisasi. Tetapi sekarang, sumbu keterbukaan begitu lebar.
"Untuk itu, menjadi pemikiran bersama agar TNI dapat menemukan titik keseimbangan baru dalam merespons suhu stabilitas dan keterbukaan itu," ujar Panglima TNI seperti dilansir Rakyat Merdeka Online.
Dulu, lanjutnya, untuk menjaga stabilitas, TNI memilki instrumen undang-undang anti subversi sangat kuat, sekarang kita tidak memiliki instrumen tersebut. Untuk itu, TNI harus berpikir keras, TNI harus mengambil sikap, dan tidak boleh diam tetapi secara akademik dicari titik keseimbangan baru yang tepat bagi bangsa ini.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Moeldoko menyampaikan bahwa TNI harus mengambil posisi yang tepat dan tidak lagi masuk dalam formulasi lama Dwifungsi ABRI. Dasar hukum dalam menyikapi stabilitas ada di dalam UU Nomor 34 Tentang TNI pasal 7 dan UU No 7/2012 tentang Penanganan Konflik Sosial yang merupakan instrumen dan harus didalami dengan baik.
Hadir di sana, Kasum TNI, Irjen TNI, para pejabat di lingkungan TNI dan Angkatan, serta Kapuspen TNI. [ded]
KOMENTAR ANDA