Suasana duka menyelimuti rumah almarhum Syahrul, salah seorang PNS yang tewas dalam kecelakaan laut di Perairan Pulau Tello, Nias Selatan, Jumat (6/9/2013) sore.Azra (16) putri Syahrul yang tergabung dalam tim peninjau kecamatan terbaik yang diutus Pemprov Sumut menuturkan saat-saat terakhir ketika melihat ayahnya pergi menjalankan tugas.
Kepada wartawan, Azra mengatakan bahwa ayahnya sempat berjanji akan pulang hari ini, dan minta dijemput di Bandara Kuala Namu.
"Papa sudah janji pulang hari Sabtu. Dia sudah janji, minta dijemput di Kualanamu..." tutur Azra. Wajahnya tampak mendung dan suaranya semakin melemah karena terlalu banyak menangis.
Pesan terakhir yang disampaikan Syahrul kepada istrinya pun sama. Menurut Fatiman, suaminya berangkat ke Nias pada hari Rabu (4/9) dan rencananya akan kembali ke Medan hari Sabtu (7/9). Bahkan saat kontak terakhir pada Jumat (6/9) pagi kemarin Syahrul minta dijemput di Bandara Kuala Namu. Fatimah mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelum kepergian suaminya. Kabar duka wafatnya suami tercinta, dia terima dari pegawai Pemprovsu ada Jumat malam.
"Jumat pagi dia menelpon saya. Pesan terakhirnya agar saya rajin mengingatkan anak-anak untuk rajin belajar dan rajin sholat," Fatimah tak kuasa menahan keharuan.
Almarhum Syahrul meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak: Tamsil M Mabrur (16), Azra (13) dan Pasha (7). Mabrur dan Azra adalah anak almarhum Syahrun dengan istrinya pertamanya yang telah mendahuluinya berpulang. Praktis Mabur dan Azra kini menjadi yatim piatu kini.
Sementara itu penyelenggaraan fardu kifayah jenasah Syahrul akan dilakukan di rumah adik almarhum, di Jalan Sering. Sedangkan kediaman Syahrul dan keluarga berada di jalan Tuasan, Medan.
Rencananya, usai upacara penghormatan terakhir di kantor Gubernur Sumut, besok (Minggu, 8//9/2013) jenasah langsung dibawa keluarga untuk diselenggarakan fardu kifayahnya. [hta]
.jpg)
KOMENTAR ANDA