Masyarakat dituntut dapat berperan aktif mengawasi proses rekrutmen 65 ribu Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2013 ini agar tidak terjadi penyelewengan. Sebab, tidak menutup kemungkinan proses ini dimanfaatkan oknum tertentu untuk mencari keuntungan.
Koordinator Forum Informasi dan Komunikasi non pemerintah Indonesian Corruption Watch (ICW), Abdul Gofur memaparkan, calo yang menjanjikan lulus seleksi CPNS masih sangat banyak ditemui di lapangan apalagi di tingkat daerah. Untuk bayaran jasanya pun bervariasi kisaran Rp 80 juta hingga Rp 80 juta.
"Belum lagi bayar joki tes CPNS yang bisa mencapai Rp 5 juta ke atas," imbuh Abdul Gofur saat konferensi pers di kantor ICW, Jakarta, Minggu (1/9/2013).
Dengan membayar biaya sefantastik itu, menurut Gofur, praktis akan membuat CPNS yang lulus berusaha mengembalikan modal yang dikeluarkan saat seleksi baik memalui proyek ataupun kas negara.
Gofur menambahkan, di beberapa daerah, rekrutmen CPNS menjadi ajang bagi kepala daerah yang menang Pilkada untuk membalas budi kepada tim sukses dan pendukungnya. Begitu juga dengan politisi lokal maupun nasional yang seringkali menitipkan karib kerabat agar dimasukkan ke dalam proses rekrutmen. Sehingga tidak mengherankan jika banyak PNS di berbagai departemen bukan orang-orang berkualitas.
"Makanya proses rekrutmen CPNS yang masih sangat rawan penyelewengan dan kurang pengawasan akibatkan banyak tindak korupsi. Tindakan korup banyak lahir karena birokrasi yang buruk. Harus diubah," desak Gofur.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA