Menteri Perekonomian era Gus Dur, DR Rizal Ramli, angkat bicara soal melemahnya nilai rupiah terhadap dolar. Dia mengingatkan agar pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak meremehkan terhadap terus melemahnya rupiah.
Menurut Rizal Ramli, jika kondisi itu dibiarkan dan hanya sibuk pencitraan politik menjelang pemilu 2014, maka krisis rupiah tersebut bisa menjadi krisis politik, yang justru bisa mempercepat digelarnya pemilu.
"Saat ini lagi krisis rupiah dan pemerintah harus mengakui jujur, jangan bohong, lalu mencari solusi. Kalau pemerintah sibuk pencitraan politik, ditambah dengan korupsi di lingkaran Istana dan menteri-menterinya, maka krisis politik itu tak bisa dihindari," ujar Rizal Ramli dalam diskusi di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Anehnya kata Rizal, dalam kondisi krisis, pemerintah masih mengklaim berhasil membuat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen. Menurut dia, ekonomi Indonesia sudah lampu kuning. Mengapa? Karena ekonomi Indonesia sudah mengalami empat defisit atau quatro deficits, yaitu defisit neraca perdagangan sebesar minus 6 miliar dolar AS, defisit neraca pembayaran sebesar minus 9,8 miliar dolar AS, defisit balance of payments sebesar minus 6,6 miliar dolar AS pada Q1-2013 dan defisit APBN plus utang lebih dari Rp 2.100 triliun.
"Jadi, kalau lemahnya rupiah ini dibiarkan, dan pemerintah tak melakukan tindakan apa pun, maka ekonomi kita bisa masuk lampu merah dan krisis tinggal tunggu waktu," ujarnya.
Melihat kondisi seperti itu, Rizal mempertanyakan kemana presiden SBY dan menteri-menterinya selama ini? Quatro deficits, katanya sudah terjadi sejak dua tahun lalu.
"Apa sibuk karena konveksi? Karena bendera partainya sudah robek maka perlu dijahit melalui konveksi," keluhnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA