MBC. Jika tidak segera diatasi, tidak mustahil bom waktu yang ditinggalkan Presiden SBY di akhir pemerintahannya ini akan membawa Indonesia ke dalam jurang krisis seperti pada 1998 silam.
Menurut ekonom senior DR. Rizal Ramli, bom yang ditinggalkan SBY itu adalah quatro-deficits, yaitu defisit Neraca Perdagangan sebesar minus 6 miliar dolar AS, defisit Neraca Pembayaran sebesar minus 9,8 miliar dolar AS, defisit Balance of Payments sebesar minus 6,6 miliar dolar AS pada Q1-2013, dan defisit APBN plus utang lebih dari Rp 2.100 triliun.
"Ini benar-benar bahaya. Kita harus mencegah agar Indonesia tidak kembali terpuruk seperti tahun 1998,” kata Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli, kepada wartawan di selsa-sela Malam Penganugerahan Perempuan Tangguh, di Jakarta, Senin malam (26/8/2013).
Calon presiden paling ideal versi The President Center ini mengatakan, quarto deficit itu tidak terjadi dalam semalam. Tanda-tandanya sudah tampak sejak dua tahun silam. Seharusnya, SBY dan para menteri ekonominya sudah bisa mengantisipasi sejak awal.
Misalnya, katanya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online, selama tiga bulan terakhir cadangan devisa sudah berkurang sebesar 14,6 miliar dolar AS.
Ini adalah kemerosotan yang lebih tajam jika dibandingkan posisi akhir tahun lalu, yaitu sebesar minus 20 miliar dolar AS. Sampai 31 Juli 2013 cadangan devisa tinggal 92,7 miliar doalr AS. Padahal, sampai akhir Agustus 2011 cadangan devisa tercatat 124,6 miliar dolar AS. [ded]
KOMENTAR ANDA