post image
KOMENTAR
Orang-orang berbadan besar dan mereka yang kelebihan berat badan lebih sering digigit nyamuk karena mereka memproduksi kadar gas yang lebih banyak dibanding orang bertubuh normal.

Adanya karbon dioksida (CO2) menjadi salah satu cara bagi nyamuk untuk menemukan mangsanya. Jadi, tidak heran kalau orang yang memproduksi gas CO2 bisa lebih sering digigit nyamuk.

Selain itu, mereka juga memiliki permukaan kulit yang lebih luas untuk digigit.

Sementara itu, penelitian dari Jepang dan Perancis menunjukkan peminum bir lebih mungkin tergigit nyamuk. Sementara penelitian di Belanda mengungkap tingginya kadar bakteri pada kulit manusia yang kakinya bau  juga menarik bagi nyamuk.

Penelitian Seorang ahli nyamuk Dr James Logan menunjukkan jika aroma beberapa orang menarik perhatian nyamuk, maka ada aroma tubuh tertentu yang malah bisa mengusir nyamuk.

Satu dari 10 orang memproduksi keton yang tinggi. Keton adalah semacam bahan kimia yang bertindak sebagai pengusir serangga (repellant).

Namun, para peneliti tidak yakin mengapa keton diproduksi pada kulit atau mengapa beberapa orang mampu memproduksi keton lebih dibanding yang lain. [ant/hta]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kesehatan