Kapasitas energi listrik di Sumatera Utara saat ini sudah tak sebanding antara persediaan dan permintaan.
Hal itu menyebabkan krisis dan pemadaman terus berlangsung di wilayah provinsi terbesar ketiga di Indonesia itu. Keadaan memprihatinkan itu terus terjadi sampai hari ini. Akibatnya banyak warga yang merasa dirugikan oleh ketiadaan solusi yang diberikan PLN selaku operator energi listrik.
"Sungguh sangat memprihatinkan jika hal ini terus terjadi setiap tahunnya. selain merugikan masyarakat Sumatera Utara, baik dari sisi kepuasan sebagai pelanggan dan kerusakan peralatan yang menggunakan listrik di rumah tangga, juga merugikan dunia industri," ujar tokoh muda Sumatera Utara Abdullah Rasyid.
Anak Medan yang dipercaya Menko Perekonomian Hatta Rajasa sebagai staf khususnya itu menambahkan, dampak yang lebih besar akan menimpa perekonomian Sumatera Utara. Pasalnya, bila pemadaman terus menerus terjadi, maka investor akan gulung tikar dan pergi meninggalkan Sumut.
"Investor dan pengusaha akan banyak yang lari dari Sumatera Utara karena pasokan energi listrik yang terbatas atau mereka akan menaikkan ongkos produksi sehingga harga jual produk semakin tinggi. Belum lagi jika terjadi efisiensi di perusahaan yang mengakibatkan pengurangan tenaga kerja," lanjut dia.
Menurt Rasyid, banyak yang bisa dijadikan sebagai sumber energi alternatif atau terbarukan untuk mensiasati krisis listrik di SUmatera Utara.
"Potensi Sumatera Utara yang dominan perkebunan bisa dikembangkan dan dimanfaatkan untuk industry hilir. Sebagaimana diketahui bersama bahwa kelapa sawit dan karet bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk memproduksi energi listrik," ujar dia. [hta]
KOMENTAR ANDA