post image
KOMENTAR
MBC. Sistem keuangan yang semakin membusuk menjadi sebab merosotnya nilai  tukar rupiah terhadap dolar AS.  Fundamental keuangan nasional pun telah hancur.

Menurut pengamat ekonomi-politik dari Indonesia for Global Justice, Salamuddin Daeng, sistem keuangan ini membusuk setelah ada Reformasi Pengkhianatan 1998 yang memecah belah institusi keuangan, menyebabkan institusi keuangan saling bersaing dan bertabrakan satu sama lain.

Akibatnya, katanya seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, sistem keuangan menjadi lemah dan negara menjadi lemah yang selanjutnya memudahkan kartel internasional, mafia dalam pemerintahan dan sindikat bisnis menguasai keuangan nasional.

"Refomasi penghinatan telah mengubah Bank Indonesia (BI) menjadi lembaga spekulatif semata. Reformasi telah membentuk lembaga-lembaga keuangan baru yang tidak jelas kedudukan terhadap UUD, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengambil alih tugas dan fungsi pengawasan BI, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan rencana pembentukan Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK)," kata Salamuddin sesaat lalu Rabu, (21/6/2013).

Pembentukan lembaga-lembaga keuangan yang bertanggungjawab langsung pada presiden ini, lanjut Salamuddin, ternyata hanya penyaluran moral hazard elite politik Indonesia, memfasilitasi motif bagi-bagi kekuasaan, jabatan, uang, elite politik di pemerintahan dan DPR.

Dengan gaji dan kekuasaan yang dimiliki masing-masing lembaga, maka hal ini akan menjadi sumber keuangan yang besar bagi para politisi di DPR dan pemerintahan SBY.

Sistem keuangan hasil Reformasi Penghianatan sejak 98 adalah sebab institusi keuangan terpecah belah, rusak, kotor dan membusuk yang akan menjungkalkan keuangan Indonesia," demikian Salamuddin. [ded]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi