MBC. Fasilitas ramah bagi anak
dan ibu masih belum menjadi prioritas banyak di area publik, salah
satunya Bandara Internasional Kualanamu.
Jatuhnya Nadila (13) dari tangga jalan (eskalator) lantai dua pintu
kedatangan Bandara Kualanamu menunjukan bahwa bandara bertaraf
internasional itu belum ramah anak, terlepas ini suatu insiden atau
tidak, semestinya bandara ini jauh hari sudah mempersiapkan diri atas
keselamatan para penumpang dan pengunjungnya.
Koordinator Divisi Anak dan Perempuan Yayasan Pusaka Indonesia Mitra Lubis, SH dalam siaran persnya kepada MedanBagus.Com tadi malam mengatakan kejadian jatuhnya anak dari eskalator jangan dianggap insiden kecil dan sepele.
Walaupun pihak PT Angkasa Pura II berjanji akan menanggulangi biaya
perobatan korban, Pusaka Indonesia tetap meminta pihak bandara khususnya
PT Angkasa Pura II harus memperbaiki pelayanan publik bandara, termasuk
respons cepat ketika terjadinya kecelakaan, sehingga tidak ada
korban-korban lainnya.
''Kita meminta pihak bandara melalui PT Angkasa Pura II untuk
memperbaiki pelayanan publik di bandara internasional ini terutama buat
anak-anak,'' imbau Mitra Lubis.
Mitra mencontohkan di beberapa negara bandara internasional sudah
menerapkan konsep ramah anak, lihat saja Bandara Schiphol Amsterdam,
Belanda, Bandara Internasional Changi, Singapura, Bandara Internasional
Seattle-Tacoma, Amerika Serikat yang mempunyai fasilitas bermain untuk
anak.
''Tidak seperti di negara kita ini ketika ada pembangunan yang merupakan
pelayanan fasilitas publik selalu saja mengabaikan fasilitas ramah
anak,'' sindirnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Nadila semula datang ke bandara
bersama ibunya Maryati Hasibuan (42) dan tantenya Fenti (45), warga
Lubuk Pakam, Deli Serdang. Mereka baru saja mengantar keluarga yang
berangkat naik pesawat.
Saat pulang, mereka menggunakan eskalator, turun dari lantai tiga.
Namun saat berada di lantai dua, korban kemudian tersandung, dan
terjatuh dari ketinggian setidaknya 5 meter ke lantai dasar, akibatnya
korban menderita luka berat. Tangan kirinya patah, dan darah segar
keluar dari kepalanya.
Mitra Lubis juga menghimbau pada para orangtua untuk selalu memberikan
pengawasan yang lebih ketat kepada anak-anak untuk mengantisipasi
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.[ded]
KOMENTAR ANDA