Polri harus memberi respon terukur atas rangkaian penembakan terhadap anggotanya di lapangan. Menurut kalangan DPR, respon tersebut perlu demi menjaga moral semua anggota kepolisian.
"Rangkaian peristiwa itu bukan lagi sekadar teror, melainkan serangan mematikan yang direncanakan," kata anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo di Jakarta, Minggu (18/8/203).
Bambang prihatin dan berbelasungkawa atas gugurnya Aipda Kus Hendratma dan Bripka Ahmad Maulana yang ditembak di Jalan Graha Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Jumat pekan lalu.
"Saya pernah mengingatkan bahwa derajat ancaman terhadap prajurit Polri di beberapa daerah akhir-akhir ini cenderung meningkat.Saya mengamati bahwa rangkaian penembakan terhadap prajurit Polri akhir-akhir ini terjadi di wilayah Selatan Jakarta, dan Tengerang," kata politisi Golkar itu.
Pekan sebelumnya, terjadi penembakan terhadap rumah anggota Satuan Narkoba Polda Metro Jaya di Cipondoh, Tangerang.
Di pekan pertama Agustus, Aiptu Dwiatno ditembak di kawasan Ciputat, sementara menjelang akhir Juli lalu, Aipda Patah Saktiyono ditembak di Cirendeu, Tangerang.
"Saya berharap pimpinan Polri segera melancarkan operasi khusus untuk melumpuhkan para pelaku penembakan itu. Kalaupun rangakaian peristiwa ini masih dilihat sebagai teror, Polri semestinya meningkatkan operasi antiteror," ungkap Bambang.
Dia juga mengemukakan ajaran Polri di daerah juga mendapat ancaman. Bambang mengingatkan bahwa pada Mei pos polisi di Kota Tasikmalaya dilempar bom Molotov.
Pada awal Juni Mapolres Poso di Sulawesi Tengah, diserang pelaku bom bunuh diri dan awal Juli kantor Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, diteror ledakan bom panci. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA