MBC. Masih ada yang mengganjal dari pelaksanaan shalat Idul Fitri yang lalu di Lapangan Banteng, Medan Kamis, (8/8/2013). Diduga ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan momentum shalat Idul Fitri itu untuk kepentingan politik terutama menjelang pemilihan umum tahun depan.
Alumnus Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran di Jakarta, Yakin Simatupang, mempertanyakan apa sebab khatib dan imam shalat Idul Fitri diganti hanya beberapa saat sebelum shalat dimulai.
"Pada mulanya yang (akan) bertindak menjadi khatib adalah Ketua Majelis Ulama (MUI) Kota Medan. Namun sekitar lima hari menjelang shalat ada pembatalan secara sepihak. Ia digantikan Tifatul Sembiring," ujarnya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.
"Ada apa? Apakah karena Gubernur Sumatera Utara dari PKS? Atau apakah untuk pencitraan Tifatul Sembiring yang merupakan caleg dari dapil Sumut-1 (meliputi Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebingtinggi)?" selidiknya lagi.
Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu menilai, hal yang juga mengganggu adalah pergantian imam shalat.
Awalnya disebutkan Darwin Hasibuan yang merupakan qori berskala internasional telah ditetapkan sebagai imam. Bahkan, kata dia lagi, Darwin sudah duduk di sajadah imam. Tetapi sekitar pukul 07.30 WIB, bersamaan dengan kehadiran rombongan Gubsu dan Tifatul Sembiring, Darwin pun diminta mundur ke posisi makmum.
Yakin meminta agar semua pihak yang terkait mengevaluasi kejadian ini, dan jangan sampai terjadi lagi.
Sebagaimana diberitakan MedanBagus.Com beberapa waktu lalu, rencana kehadiran politisi PKS, Tifatul Sembiring sebagai imam pada Shalat Idul Fitri menuai protes dari warga kota Medan. Apalagi kehadiran Tifatul terkesan bermuatan politis.
''Sudah puluhan tahun aku sholat Idul Fitri dan Idul Adha di
Lapangan Merdeka Medan. kebetulan lokasinya relatif dekat dengan
kediamanku di seputaran majestic. Tapi untuk Idul Fitri besok, terpaksa
aku tak sholat di Lapangan Merdeka, karena yang menjadi khatib adalah
Caleg DPR RI dari PKS, Tifatul Sembiring,'' tulis Choking Susilo Sakeh,
salah seorang warga Medan dalam statusnya di jejaring sosial Facebook sehari menjelang Idul Fitri.
Choking yang tercatat sebagai mantan Ketua Panwaslu
Sumut itu mengaku, akhir-akhir ini dirinya kehilangan kepercayaan
terhadp para politisi, terlebih-lebih politisi yang membawa-bawa agama
(Islam) untuk barang dagangannya, juga kepada siapapun yang membawa-bawa
agama (Islam) untuk syahwat kekuasaannya.
''Jika tetap
kupaksakan sholat Idul Fitri di Lapangan Merdeka pasti aku merasa tak
nyaman, meski aku pernah mendengar "jangan lihat siapa yang bicara, tapi
dengarlah apa yang dibicarakannya. Wahai para kerabat fb, adakah yang
salah dari sikapku ini?'' gerutu Choking.[ded]
KOMENTAR ANDA