post image
KOMENTAR
MBC. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring, memimpin Shalat Ied pada Idul Fitri, beberapa hari lalu di Medan. Namun ketika disinggung shalat tersebut bermuatan politis, Tifatul pun berang.


"Shalat Ied adalah ibadah, mohon tidak dicampuradukkan dengan politik, dan sebagainya. Semoga kita terhindar dari fitnah dan perpecahan. Amien!"

Begitu bagian akhir dari kultwit Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dalam menjawab kabar mengenai dirinya menyerobot posisi imam dan khatib shalat Idul Fitri di Lapangan Banteng, Medan Kamis (8/8/2013).

Tifatul menegaskan tidak ada penyerobotan seperti informasi yang beredar belakangan ini. Seharusnya pihak-pihak yang menuduh dia menyerobot lebih dulu mengajaknya untuk bicara dan meminta penjelasan sebelum melemparkan tuduhan.

"Posisi imam itu di satu pondok dengan khatib. Tidak benar sudah ada imam duduk disitu," bantahnya.

Dalam kultwitnya itu, Tifatul menceritakan asal muasal ia menjadi khatib dan imam. Katanya, adalah Pemko Medan lah yang mengundang dirinya. Undangan itu pun disampaikan secara tertulis.

Saat tiba di Bandara Kualanamu, Tifatul bertanya pada staf Pemko Medan yang menyambutnya, apakah dia hanya menjadi khatib saja atau sekalian imam. Sang staf Pemda menjawab, kalau Tifatul siap sekalian jadi imam. Kalau tidak, Pemko Medan akan menyiapkan imam lokal asal Medan.

"Saat di lapapangan Pak Plt Walikota dan Wakil Gubernur tanya: Pak Tif siap jadi imam? Saya jawab: boleh."

Menjelang shalat, pihak Pemko Medan pun menyampaikan pengumuman bahwa imam dan khatib shalat adalah Tifatul Sembiring.

"Saat berdoa, beberapa jamaah menangis. Saya juga meneteskan air mata. Momen Idul Fitri kerap mengharukan. Tidak ada jamaah yang bilang kecewa," masih kata Tifatul.

Dia juga menyarankan agar pihak-pihak yang tidak puas memperhatikan hadis-hadis yang menyatakan bahwa imam dan khatib sebaiknya satu orang.

"Silakan lihat di Saudi, di Mesir, di Pakistan dan lain-lain, imam dan khatib satu orang. Hanya di Indonesia sering beda orang," demikian Tifatul sebagaimana dikutip dari Rakyat Merdeka Online. [ded]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa