post image
KOMENTAR
MBC. Patah tulang merupakan kelainan pada tulang yang sering terdengar. Akibat majunya teknologi transportasi dan daya jangkau masyarakat, semakin banyak orang yang memiliki kendaraan sendiri seperti mobil dan sepeda motor. Dengan padatnya aktivitas lalu lintas, maka terjadilah banyak kecelakaan dan berbagai akibatnya.

Kecelakaan terjadi karena sikap pengguna jalan yang ugal-ugalan, pengalaman membawa kendaraan yang minim, tidak mematuhi rambu lalu lintas dan sebagainya. Sementara itu luka akibat kecelakaan diakibatkan tabrakan dengan kecepatan tinggi, tidak memakai alat pengaman yang sesuai, jatuh ke tempat yang tidak aman dan sebagainya.

Selain kecelakaan lalu lintas, kecelakaan di rumah atau di tempat kerja juga menyebabkan cedera. Baik terpeleset, jatuh, terbentur, atau mekanisme lainnya. Efek yang terjadi akibat kecelakaan mulai dari luka lecet, memar, luka robek, terkilir, patah tulang, remuk anggota badan bahkan kematian.

Yang akan dibahas di sini mengenai patah tulang. Kemanakah Anda akan berobat bila ada keluarga atau rekan yang mengalami patah tulang?

Sebagaimana dikutip dari analisadaily, sebagian dari kita memilih dibawa ke dokter, sebagian lagi akan memilih dibawa ke pengobatan tradisional. Lalu manakah yang lebih ahli? Apakah benar pengobatan tradisional tidak bisa menyembuhkan pasien?

Patah tulang adalah kondisi terjadinya diskontinuitas (putusnya keutuhan) jaringan tulang. Gejalanya adalah rasa nyeri yang hebat, nampak memar dan bengkak di daerah patahan, sulit atau tidak bisa digerakkan dan sangat nyeri bila ditekan atau coba digerakkan.

 Bila gejala ini dijumpai dan sebelumnya pasien ada riwayat kecelakaan atau terjatuh, besar sekali kemungkinan pasien menderita patah tulang. Untuk membantu diagnosis, dapat dilakukan foto Rontgen pada daerah yang cedera.

Patah tulang bisa dibedakan secara klinis menjadi patah tulang terbuka dan tertutup. Tertutup artinya tulang yang patah masih terbungkus dalam kulit dan otot. Patah tulang terbuka artinya jaringan terpapar ke udara luar melalui kulit atau otot yang sudah luka. Tulang bisa saja terlihat jelas dari luar.

Pertolongan pertama pada kejadian patah tulang adalah membatasi gerakan tulang yang patah. Ini bertujuan mencegah patahan tulang menusuk kesana kemari dan menyebabkan kerusakan saraf, pembuluh darah, dan jaringan lainnya. Ini bisa dicegah dengan melakukan pembidaian.

Bidai dilakukan dengan memberi penopang di sisi kanan, kiri, dan bawah dari tulang yang patah agar bagian yang patah tidak bisa bergerak. Bidai bisa terbuat dari bahan yang lunak seperti bantal, gulungan koran, busa, selimut atau gendongan. Bidai keras seperti papan,  logam dan gips.

Perlu diingat pemasangan bidai harus dilakukan orang yang berpengalaman. Bila bidai dipasang terlalu longgar, maka tulang yang patah masih bisa bergerak. Bila terlalu ketat, akan terjadi sindroma kompartmen yang menyebabkan aliran darah terganggu sehingga kerusakan semakin parah.

Setelah dilakukan pembidaian, barulah direncanakan tindakan selanjutnya. Ada patah tulang yang harus segera dioperasi, ada yang tidak perlu. Yang perlu operasi segera adalah bila patah tulang terbuka, patah tulang dengan perdarahan yang banyak (mengenai pembuluh darah besar), patah tulang dengan fungsi saraf dan aliran darah yang terganggu, ada sindroma kompartmen (suatu kondisi dimana tekanan dalam rongga meningkat dan harus segera dibebaskan).

Operasi yang dilakukan meliputi pencucian luka, pemasangan implan untuk menstabilkan posisi tulang dan perawatan lainnya. Implan yang biasa dipasang adalah screw (biasa disebut “pen” oleh masyarakat). Ada juga wire (yang diartikan “kawat”). Wire digunakan untuk patah tulang kecil seperti tulang tangan, kaki atau pecahan tulang yang tidak bisa digabung dengan screw.

Plate dipasang memanjang untuk menjaga kedua tulang menyatu. Ada juga rods yang berupa batang yang ditanam ke dalam tulang untuk menjamin kelurusan tulang. Berbagai jenis implan ini bisa dilepas bila tulang sudah sembuh sempurna, atau bila ada komplikasi selama pemasangan implan seperti infeksi, luka, terbatasnya gerakan sendi. Implan-implan ini terbuat dari bahan tahan karat seperti stainless steel, kobalt-krom-molybdenum, titanium, dan bahan lainnya yang aman dan tahan lama. Pabrik pembuatnya juga berbeda sehingga harganya juga berbeda. Lokasi fraktur juga menentukan harganya. Implan untuk tulang belakang, tulang paha, tulang lengan, tulang kaki dan bagian yang lainnya berbeda harganya. Pilihan implan, bahan dan pabriknya disesuaikan dengan kondisi pasien.

Ada pula operasi yang disebut fiksasi eksternal, dimana alat yang menstabilkan tulang tidak tertanam di dalam tulang, tapi seperti sekrup panjang yang dibor dari kulit kedalam tulang sehingga nampak seperti batangan besi yang mencuat keluar. Batangan-batangan sekrup tersebut lalu difiksasi dengan batangan besi atau semen akrilik. Karena fiksasi batangan sekrup dilakukan diluar tubuh maka disebut fiksasi eksternal.

Jenis operasi ini dilakukan untuk patah tulang terbuka, patah tulang yang pecahannya banyak (kominutif), patah tulang dengan jaringan kulit dan otot yang hilang banyak.

Bila selama operasi ditemukan banyak jaringan tulang yang hilang akibat kecelakaan, bisa dilakukan pengisian bahan untuk merangsang pertumbuhan jaringan tulang baru. Bahan yang diisikan bisa berupa jaringan tulang sehat dari pasien sendiri atau bahan lain seperti zat hidroksiapatit.

Bila pasien bukan dalam kondisi darurat perlu segera dioperasi, maka akan dilakukan pembidaian (seperti yang sudah dijelaskan) atau traksi. Traksi berarti menarik bagian distal (ujung) daerah yang patah. Tujuannya untuk mengurangi gerakan, menarik otot yang spasme, sehingga mengurangi rasa nyeri. Traksi  terbagi menjadi traksi kulit dan traksi tulang. Traksi kulit berarti diberikan beban untuk tulang yang patah melalui perantara tali dan katrol dengan balutan perban dan plester sebagai perekat katrol.

Sedangkan traksi tulang (skeletal) dilakukan bila diperlukan beban yang lebih berat. Besi penahan akan ditembuskan ke tulang yang sehat, lalu dihubungkan ke tali, melalui katrol dan digantungkan beban untuk menarik tulang yang patah. Traksi dilakukan sambil menunggu rencana operasi pemasangan implan untuk tulang yang patah.

Implan yang dimasukkan ke tubuh akan dicabut setelah tulang sembuh sempurna, rata-rata 1-2 tahun keatas. Bila setelah 2 tahun tulang belum juga menyatu, yang nampak melalui foto Rontgen, maka kondisi ini disebut non-union (tidak menyatu). Pasien perlu dilakukan operasi lagi untuk melepas implan, menambahkan jaringan tulang baruatau bahan tambahan untuk merangsang pertumbuhan tulang lalu dipasang implan lagi. Sambil menunggu kesembuhan, pasien akan mendapat tongkat yang sesuai dan diajari bergerak secara perlahan.

Lantas Bagaimana dengan pengobatan tradisional? Ternyata pengobatan ini tidak selamanya dibawah dari pengobatan medis, bukan pula selamanya diatas.

Praktik pengobatan tradisional memang ada yang terampil dalam menangani kelainan tulang, namun tak sedikit pula yang tidak mahir sehingga kondisi pasien semakin parah dan datang berobat ke medis dalam kondisi terlambat.

Harga berobat di pengobatan tradisional memang jauh berbeda bila berobat ke medis. Banyak juga yang takut bahwa kelainan tulangnya harus dioperasi. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa sebagian orang mencari pengobatan tradisional dulu. Namun pasien harus lebih cerdas dengan memilih pengobatan tradisional yang benar-benar mahir, dan tahu kasus mana yang harus segera dirujuk ke medis.

Kasus patah tulang terbuka, patah tulang dengan pendarahan yang banyak, patah tulang tertutup tapi fungsi saraf dan aliran darah yang terganggu, adanya sindroma kompartmen harus segera dirujuk ke rumah sakit.

Bila patah tulang tertutup yang sederhana, sendi yang terkilir atau kelainan lain yang dibawa berobat ke pengobatan tradisional, sekiranya dalam 1 minggu tidak menunjukkan perbaikan maka harus segera dibawa ke pengobatan medis untuk ditinjau kembali.

Pencegahan tetap menjadi yang utama. Berkendaralah secara aman, pakai alat pelindung yang sesuai dan benar, hindari ugal-ugalan di jalan raya. Sekiranya terjadi hal yang tak diinginkan, ketahuilah mana yang harus segera dibawa ke rumah sakit. Bila memilih pengobatan tradisional, pilihlah yang benar-benar mahir dan tahu kapan harus merujuk ke rumah sakit. Dengan demikian tingkat kematian dan kecacatan dapat dikurangi.[ded]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Kesehatan