Pengungkapan lebih jauh temuan pabrik narkoba di dalam Lapas Cipinang, Jakarta Timur, tentunya ditunggu oleh publik. Syaratnya, pengusutan wajib dilakukan dengan baik dan benar.
"Saya minta Badan Narkotika Nasional dan Polda Metro Jaya mengungkap persoalan ini hingga tuntas, jaringannya harus diurai dan ditindak dengan tegas," kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Aboe Bakar, kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat pagi (9/8/2013).
Dia juga tak yakin, produksi sabu dan ekstasi di Cipinang cuma melibatkan seorang sipir Lapas Narkotika yang berinisial G.
"Saya kira tidak mungkin bahan dan alat produksi narkoba itu bisa diselundupkan ke dalam Lapas Cipinang hanya dengan peran Sipir 'G'," tegas dia.
"Pengamanan Lapas itu kan ada beberapa lapis, tidak mungkin memasukkan beberapa jirigen bahan dan alat produksi narkoba tanpa di-backup oleh jaringan khusus," urainya lagi.
Dia menduga ada upaya menumbalkan sipir G untuk melindungi anggota jaringan narkotika yang lain. Bila prosedur dijalankan dengan benar, seorang napi tidak mungkin bisa memasukkan barang-barang haram ke Lapas.
Dia contohkan, terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman, yang mencoba menyelundupkan sabu saat dipindahkan ke penjara Nusakambangan saja bisa ketahuan.
"Freddy yang mencoba mengelabui petugas Nusakambangan dengan memasukkan sabu dalam celana dalamnya saja ketahuan. Apalagi barang-barang sebesar itu, mustahil bila hanya diperankan satu orang sipir saja," tutur Aboe Bakar.
Dia tambahkan, kini publik menunggu keberanian BNN dan Polri untuk mengusut perkara ini. Di sisi lain, keterbukaan dan kerjasama Kementerian Hukum dan HAM juga akan berpengaruh pada pengungkapan kasus ini. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA