Penembakan misterius terhadap dua polisi di daerah yang sama yaitu kawasan Ciputat dalam waktu yang berjauhan, diduga dilakukan pelaku yang sama dengan teror bom di Vihara Ekayana, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu malam lalu (4/8/2013).
Pada Sabtu subuh 27 Juli lalu, Aipda Patah Saktiyono juga alami penembakan misterius kala hendak berangkat dari rumahnya di Jalan Cirendeu Raya menuju ke Polsek Gambir, Jakarta Pusat. Ia alami luka tembakan parah di bagian dada kirinya hingga menembus ke depan.
Pada Rabu pagi (7/8/2013) sekitar pukul 05.00 WIB, anggota Polri bernama Aiptu Dwiyatna (50) tewas ditembak diduga oleh dua orang bersepeda motor saat hendak salat subuh berjamaah, di Jalan Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Ia tewas dengan luka peluru tembus di kepala.
Sementara, dua paket bahan peledak, salah satunya meledak, diletakkan secara misterius di sekitar area Vihara Ekayana. Paket yang gagal meledak hanya mengeluarkan asap. Sebanyak tiga orang mengalami luka ringan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Dugaan ketiga kasus penembakan dan teror bom itu dilakukan kelompok atau pelaku yang sama disampaikan analis terorisme, Al Qaidar, saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu, Jumat (9/8).
"Kemungkinan satu kelompok Abu Umar. Saya kira masih ada kaitannya," ungkap Al Qaidar.
Al Qaidar menjelaskan, kelompok Abu Umar telah lama dideteksi mentargetkan aparat polisi dan Kedubes Myanmar sebagai sasaran teror. Kelompok Abu Umar juga diduga terkait dengan teroris yang ditangkap di kawasan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Kamis 2 Mei.
Saat itu, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menemukan lima bom pipa siap ledak. Rencananya, bom itu akan diledakkan di Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta Pusat, keesokan harinya. Dua orang ditangkap dari penggerebekan tersebut.
"Kelompok Abu Umar menargetkan polisi dan vihara dan kedutaan Myanmar terkait kasus tragedi pembantaian muslim di Rohingya," pungkasnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA