
Pengamat politik Sumatera Utara, Agus Suryadi menilai kondisi ini lebih disebabkan minimnya momentum bagi politisi untuk menyapa masyarakat melalui momentum yang tepat.
"Hanya pada momen inilah mereka punya kesempatan menyapa masyarakat sekaligus mempublikasikan pencalonan mereka," katanya, Selasa (6/8/2013).
Agus menyebutkan, secara etika hal ini sangat tidak tepat dilakukan. Namun secara politis momentum Ramadhan sangat efektif untuk dipergunakan menarik simpati masyarakat. Apalagi, dari segi biaya hal ini juga relatif lebih kecil dibanding menggelar acara tertentu untuk mensosialisasikan pencalonannya.
"Dari kacamata politik, ini tetap berpengaruh untuk ketenaran mereka, tinggal apakah ini melanggar aturan atau tidak, bawaslu yang berwenang menentukannya," ujarnya. [hta]
KOMENTAR ANDA