Pria yang diduga meletakkan bom dan tertangkap dalam rekaman CCTV Vihara Ekayana terlihat sempat memberi salam hormat kepada Bhante atau disebut beranjali.
"Terkesan dia paham sekali adat Buddha. Kalau dari gambar CCTV dia sempat beranjali, yang jelas keliatan bukan orang asing karena seperti umat kita," kata salah satu umat Vihara Ekayana, Ponijan Liaw yang juga mantan pengurus, Senin, (5/8/2013)
Pria berusia 44 tahun itu mengatakan kebaktian di Vihara berlantai empat tersebut dilakukan dalam tiga gelombang setiap hari Minggu, yakni pukul 08.00 WIB, pukul 10.00 WIB, dan pukul 17.00 WIB.
Biasanya kebaktian sore yang diikuti kebanyakan umat yang sudah berumur dimulai pukul 17.00 WIB selesai sampai pukul 19.00 WIB.
"Dia seperti tahu kapan kebaktian selesai. Tetapi saat itu kebaktian lebih lama karena sedang ada upacara persembahan dana kepada Bhiksu," jelasnya.
Ia menduga pelaku bingung karena jadwal kebaktian di luar dugaan. Bom yang diletakkan di dekat pintu kaca ruang kebaktian utama meledak namun berdaya ledak rendah sedangkan bom yang diletakkan di rak sepatu tidak sempat meledak.
"Makanya di rak sepatu nggak sempat meledak," tambahnya.
Pria yang telah menjadi umat Vihara Ekayana sejak tahun 1996 itu mengaku prihatin atas kejadian tersebut.
"Prihatin kenapa rumah ibadah yang harus disucikan kok bisa seperti terjadi seperti ini. Semoga tidak terjadi lagi apalagi di rumah ibadah," katanya.
Dalam rekaman CCTV, tertangkap pria berkemeja putih dan menggunakan kacamata yang diduga meletakkan bom. Pria yang diperkirakan berusia 20-30 tahun itu tampak berperilaku mencurigakan, beberapa kali terlihat mondar mandir sebelum akhirnya pada Mingggu (4/8/2013) sekitar pukul 19.00 terjadi ledakan. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA