Pelayanan jasa Kebandarudaraan di Kualanamu Internasional Airport (KNIA), masih jauh dari harapan. Fasilitas penunjang transportasi dari dan menuju bandara tersebut sungguh membuat kecewa para penumpang.
Seperti yang terjadi dini hari tadi, Minggu (4/8/2013) pukul 01.00. Ratusan penumpang yang mendarat dini hari dengan menumpang maskapai penerbangan Lion Air bernomor sayap GT-0218 di Bandara Kualanamu mengeluhkan sarana transportasi dari bandara menuju Medan.
Pasalnya, mereka harus membayar Rp 250 ribu untuk ongkos jasa taksi gelap karena jadwal kereta api dan Damri sudah berhenti beroperasi sebelum jadwal pesawat mereka mendarat di Kualanamu.
"Ratusan penumpang Lion Air yang mendarat dini hari masih terlantar. Kita rebutan taksi resmi Bandara yang hanya kelihatan dua unit," ujar penumpang Lion Air yang mendarat di Bandara KNIA, Arief Tarigan, Minggu (4/7/2013) dini hari tadi.
Menurut dia, penumpang yang berasal dari Medan dan tidak mendapat jemputan akhirnya harus bernegosiasi dengan taksi gelap yang parkir di halaman Bandara.
"Kereta sudah tak ada, begitu pula dengan Damri. Taksi resmi hanya ada dua yang tersisa, penumpang yang tak dijemput akhirnya rebutan dan harus tawar menawar dengan supir taksi yang tak resmi," lanjut dia.
Untuk jasa taksi tak resmi itu, lanjut Arief, dia terpaksa merogoh kocek senilai Rp 250 ribu untuk tujuan Medan.
"Kita naik Avanza dan penumpangnya berlima. Masing-masing kena Rp 250 ribu," tambah dia.
Penumpang dengan penerbangan Jakarta-Medan itu tak tahu apakah praktik ini sudah berlangsung sejak KNIA beroperasi dan sampai kapan akan terus terjadi.
"Inilah dia, bandara nomor dua terbesar di Indonesia. Taksi argo saja bisa tak ada. Warga harus terlantar dan tawar menawar agar bisa sampai ke tujuan," tandas dia. [ded]
KOMENTAR ANDA