MBC. Selain turun langsung praktik menangkap tikus di sawah dengan sepatu boot, Menteri BUMN Dahlan Iskan juga mengajak dialog para petani yang sawahnya diserang tikus.
Dialog tidak hanya dilakukan di sela-sela gropyokan, tapi juga saat Dahlan Iskan diperlihatkan tumpukan ribuan tikus hasil tangkapan. Bahkan, ketika Dahlan dan para petani sudah berpindah lokasi di panggung depan SD Berjo, Sidoluhur.
Didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo dan pakar tikus Dr Sudarmaji, Dahlan berdialog soal pola serangan tikus dan bagaimana sebaiknya cara mengatasinya. Dahlan menanyakan selama ini sudah berapa kali para petani melakukan gropyokan. Para petani pun menjawab sudah sering.
‘’Kapan biasanya melakukan gropyokan?’’ pancing Dahlan.
Para petani menjawab biasanya setelah panen. Mendapat jawaban seperti itu, Dahlan pun bertanya kepada Dr Sudarmaji, kapan waktu terbaik melakukan gropyokan.
Menurut Sudarmaji, gropyokan terbaik dilakukan sebelum tanam.
‘’Dan waktu tanam, sebaiknya serentak. Bareng untuk satu luasan sawah. Jadi kalau di sini ada 64 hektare, ya semuanya harus bareng. Boleh selisih waktu, tapi paling lama dua minggu,’’ jelas Sudarmaji.
Soal waktu yang seragam inilah, yang belum bisa dilakukan oleh para petani di Sidoluhur. Hal ini karena ada kendala soal pengairan.
‘’Di sini air harus giliran. Sehingga tidak bisa tanam bareng. Akibatnya, tikus berpindah-pindah lahan,’’ aku Suhardi, ketua Gapoktan Sido Lestari.
Dahlan Iskan seperti dikutip metrosiantar, meminta para petani untuk bisa kompak.
‘’Usahakan kompak. Atasi soal air ini. Kalau bisa kompak, kami siap membantu pompa yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah air. Kuncinya, petani harus kompak. Jangan sampai, nanti petani yang menanam, tikus yang memanen,’’ pesan Dahlan.[ans]
KOMENTAR ANDA