post image
KOMENTAR
Pengamat ekonomi Sumatera Utara Muhammad Ishak mengatakan, sektor pertanian di Sumatera Utara masih kurang berkontribusi baik dari segi produksi maupun dari pekerjaan.

"Pertanian memang masih menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang paling tinggi. Di satu sisi, hal ini baik karena mengurangi jumlah pengangguran. Karena untuk bekerja di sektor ini, tidak perlu pendidikan tinggi. Tapi tetap dikhawatirkan kalau kondisi ini terus berlanjut, tidak akan berkontribusi terhadap perekonomian Sumut," katanya kepada MedanBagus.Com, Minggu (28/7/2013).

Menurutnya, perekonomian Sumut banyak disumbang dari tingginya konsumsi  masyarakat dan ini sangat berkaitan dengan tingkat kesejahteraan.

"Nah, kalau misalnya pekerja kita masih tetap didominasi sektor pertanian, masih tetap hanya mendapatkan upah sesuai dengan upah buruh. Artinya, kesejahteraan mereka masih berada di bawah rata-rata dan akan berpengaruh ke daya beli. Ini yang membuat pekerja ini tak berkontribusi terhadap perekonomian di Sumut," urainya.

Sementara itu, minimnya kontribusi industri pengolahan ke perekonomian
Sumut ditengarai kekacauan energi hingga pengusaha sulit beroperasi.

"Tapi industri pengolahan di Sumut juga tidak mampu menyerap banyak tenaga kerja. Karena jumlahnya masih cukup sedikit. Selain itu, sudah banyak juga yang mengganti tenaga manusia dengan mesin," jelas Ishak.

Ditambahkan Ishak gagalnya pemerintah akan meningkatkan hasil pertanian disebabkan belum meratanya pendidikan untuk para petani, sehingga mau tidak mau beberapa bahan pokok masih diimpor dan ini sangat disayangkan untuk masyarakat Sumut.

"Seharusnya dinas pertanian sigap untuk mengatasi hal tersebut, seperti
bawang, jagung kenapa harus impor? Melihat luasnya lahan di Sumut tapi
tidak dikembangkan untuk lahan penanaman bahan pokok," herannya.

Menanggapi itu, Kadis Pertanian Sumut, Muhammad Roem  mengatakan petani di Sumatera Utara sebagian besar hanya mengenyam pendidikan rendah seperti SD dan SMP. Bahkan ada petani yang tidak pernah mendapat pendidikan formal. Untuk itu pihak dinas pertanian akan terus berupaya agar para petani dapat menanam tanamannya dengan cara pertanian yang moderen, walau semua harus melalui proses. [hta]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi