Sindiran mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD terhadap raja dangdut Rhoma Irama disayangkan. Sindiran itu dinilai tidak sepatutnya disampaikan orang sekelas Mahfud.
"Saya pribadi menyayangkan reaksi MMD (Mahfud MD) yang cenderung negatif, bahkan sisnis terhadap lawan tandingnya tersebut. Bukan saja ini sebuah strategi kampanye yang kurang elegan, tetapi juga menurunkan wibawa beliau," ujar pengamat politik senior AS Hikam, Sabtu (27/7/2013).
"Mungkin akan lebih tepat jika MMD mengempos semangatnya berkompetisi dalam konvensi Capres di PKB (kalau ada), seperti halnya kalau MMD jadi ikutan konvensi Capres PD," sambung Hikam.
Hikam mengungkapkan itu terkait perang dingin antar bakal calon presiden yang bakal diusung PKB, Mahfud MD dan Rhoma Irama. Keduanya, dalam pandangan Hikam, mulai tampak saling menyerang untuk mencari dukungan siapa yang paling pantas menjadi dari partai itu.
Sejurus dengan itu, elit DPP PKB pun tampaknya ikut mengompori kedua tokoh tersebut, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar cenderung menonjolkan lektabilitas Rhoma Irma yang katanya makin menguat. Sementara Ketua Fraksi PKB Marwan Jakfar selalu mengatakan Rhoma belum capres PKB.
Rhoma Irama pun tak mau kalah. Dia menyatakan sudah meneken kontrak sebagai bacapres PKB. Hal inilah yang disindir Mahfud. Menurut Mahfud, pernyataan Rhoma Irama itu hanya klaim belaka.
"Inilah fenomena politik yang pasti akan menjadi tontonan (bukan tuntunan) yang menarik dan akan diekspos serta dikembangkan media," demikian Hikam, bekas politikus PKB ini. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA