PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sejak tahun 2003 ikut membantu menyuplai cadangan listriknya sebagai kontribusi mengatasi krisis kelistrikan yang terjadi di Sumatera Utara. Tidak terkecuali saat krisis listrik yang terjadi belakangan ini.
"PT Inalum sudah menyumbang 90 megawatt (MW) energi listriknya untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi di Sumatera Utara. Sumbangan 90 MW itu dilakukan setiap jam pada masa beban puncak," ujar Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT Inalum, Ir H Nasril Kamaruddin di Medan, Jumat (26/7/2013).
Ia mengatakan hal tersebut pada acara berbuka puasa Ramadhan dengan wartawan dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut.
Menurut Nasril, PT Inalum menyadari sepenuhnya kondisi krisis listrik yang terjadi belakangan ini. Karena itu stabilisasi listrik melalui energi listrik Sumatera Utara selama beban puncak dengan sistem barter energi tersebut sudah dilakukan sejak April 2003 lalu.
"Kita sudah mengerahkan semua generator kita setiap jam menyuplai listrik 90 MW pada saat beban puncak. Karena itu, segala pekerjaan dan perbaikan generator kita tunda untuk membantu mengatasi defisit listrik ke PLN saat ini. Tapi belum semuanya diambil atau dimanfaatkan oleh PLN Wilayah I Sumatera Utara" tambah Nasril (foto-red)
Diakui Nasril, pada saat pertemuan antara pihaknya dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Komisi VII DPR RI, Kamis (25/7/2013) kemarin, pihaknya diminta untuk menambah suplay menjadi 120 MW.
Namun, menurutnya, pasokan 90 MW dari PT Inalum merupakan pasokan paling maksimal yang mampu mereka berikan.
Ditegaskannya, bantuan daya sebesar 90 MW yang diproduksi Inalum dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir ke pihak PLN bukan lagi didasari bisnis, tapi lebih mengutamakan kepentingan sosial dan untuk membantu masyarakat di Sumatera Utara
Sebagaimana diketahui, kondisi kelistrikan di Sumut saat ini, masih memprihatinkan. Pemadaman kerap terjadi yang mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat maupun pelaku usaha.
Pada kondisi Maret 2013 daya pasok listrik dari PT PLN untuk wilayah Sumut sudah hampir sama dengan beban puncak yakni sebesar 1.653 MW. PT PLN Sumut juga harus memasok daya transfer listrik ke Aceh sebesar 56 MW. Itu sebabnya, pasokan 90 MW listrik dari PT Inalum, masih belum mampu mengatasi krisis kelistrikan dewasa ini.
Di sisi lain, Nasril akui, pertemuan berbuka puasa dengan insan pers di Medan tahun ini merupakan yang terakhir sebelum peralihan PT Inalum kepada pemerintah Republik Indonesia pada 1 November 2013.
"Sejak berdiri tahun 1976, Inalum sebagai korporasi tentu mengalami fluktuasi dalam operasionalnya. Namun Alhamdulillah perusahaan bisa menghadapinya hingga saat ini. Terimakasih untuk dukungan positif pemerintah, masyarakat dan pemegang saham selama ini. Semoga hal serupa bisa ditingkatkan selama masa transisi dan paska serah terima Inalum nantinya di November 2013," pungkas Nasril. [ded]
KOMENTAR ANDA