MBC. Ulah PLN memadamkan listrik pada Ramadhan 1434 betul-betul menjengkelkan. Harusnya byar-pet (listrik mati), sudah sembuh, bukan malah kambuh. Apalagi jelang ramadhan, momentum peningkatan ibadah bagi warga Muslim.
''Sungguh celaka, janji petinggi PLN bakal tidak ada lagi pemadaman, tak lebih dari sekadar ''jual kecap'' belaka. Listrik padam dapat saja terjadi saat sahur, pagi, siang, sore hari atau malam. Saat berbuka, saat sholat malam atau tadarusan. Dapat sporadis, bergilir. Paket durasi sebentar atau lama. Pokoknya serba tak menentu dan yang terasa arogansi dan sikap sombong PLN,'' kata Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK), Farid Wajdi, SH MHum dalam siaran persnya kepada MedanBagus.Com tadi malam.
Farid mengakui, untuk menahan laju listrik padam, Persaudaraan Advokat Konsumen (PERAK) telah mendaftar gugatan citizen lawsuite Noreg: 411/Pdt.G/2013/PN.Mdn. Rabu, 17 Juli 2013, kepada PT PLN, pemerintah dan Gubernur Sumatera Utara.
Tapi, lanjutnya, nampaknya PT PLN malah mengejek dengan cara menaikkan frekuensi dan durasi listrik padam. Listrik tetap padam di mana-mana.
''Ironisnya cuek bebek PLN dalam merespons listrik padam setali tiga uang dengan ’diamnya’ pejabat di Sumatera Utara. Ada dugaan selain tidak peduli, PLN memang melakukan diskriminasi dengan membuat jalur khusus listrik tak pernah padam dikawasan atau daerah tertentu.'' [ans]
KOMENTAR ANDA